Sembilan hotel siap sebagai tempat menunggu sementara dan menginap.
Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, bersama pihak terkait menyiapkan sembilan hotel sebagai lokasi singgah pebisnis, diplomat, dan petugas pemerintah yang datang dari Singapura, sebelum melanjutkan aktivitas mereka di Indonesia, sesuai dengan pengaturan koridor perjalanan (travel corridor arrangment/TCA) antardua negara bertetangga.

"Sembilan hotel siap sebagai tempat menunggu sementara dan menginap," kata Pjs Wali Kota Batam Syamsul Bahrum di Batam, Kamis.

Sesuai dengan TCA,  pebisnis, diplomat, dan pejabat pemerintah yang tiba dari Singapura harus melakukan tes usap COVID-19 setibanya di Batam, dan menunggu sampai hasilnya keluar, baru kemudian bisa menjalankan aktivitas sesuai jadwal yang direncanakan.

Baca juga: Di Batam, positif COVID-19 bertambah 35 kasus, 23 orang sembuh

Selain hotel sebagai lokasi menunggu hasil tes usap, pemerintah juga menyiapkan Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam sebagai antisipasi apabila ada pendatang yang diidentifikasi sakit.

Meski begitu, ia mengatakan masih menunggu penunjukan pemerintah mengenai rumah sakit rujukan itu, termasuk lokasi tes usap COVID-19.

"Apakah di rumah sakit, hotel, atau terminal (pelabuhan). Kami menyarankan di terminal, saat mereka sampai," kata Syamsul.

Pihaknya masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis TCA di daerah, karena itu merupakan kesepakatan dua negara.

"Sebagai daerah yang dipercaya membuka akses dari dan ke Singapura, meski hanya terbatas pengusaha besar, bisnis besar, diplomat dan pegawai urusan negara, kami berterima kasih. Kriteria ini dari pemerintah pusat, kami tunggu," kata dia.

Baca juga: Pemkot Bogor siapkan 300 kamar hotel untuk isolasi pasien COVID-19

Sampai petunjuk terbit, pihaknya akan menggunakan standar internasional yang sudah ada.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam, Achmad Farchanny menyatakan, di antara sembilan hotel yang telah siap sebagai tempat singgah yaitu jaringan Haris, Hotel Vista, Asialink dan Travelodge.

"Ada sembilan, dan biaya ditanggung mereka," kata dia.

Mengenai tes PCR di Indonesia, ia menyatakan kemungkinan akan melibatkan pihak ketiga, karena BTKLPP Batam fokus pada pemeriksaan warga Kepri dan pekerja migran Indonesia yang baru tiba dari Singapura dan Malaysia.

Baca juga: Menparekraf: Ribuan kamar hotel disiapkan tampung pasien COVID-19

Ia menyatakan, syarat pelaksanaan TCA di antaranya hasil PCR dapat diketahui dengan cepat, bukan berhari-hari, seperti yang terjadi untuk masyarakat saat ini. Pebisnis, diplomat dan petugas pemerintahan harus menunggu hasil tes usap sebelum dapat beraktivitas.

Namun, apabila dalam pemeriksaan tes usap itu hasilnya positif COVID-19,  akan ditanggulangi. Bisa saja dipulangkan ke Singapura, atau ditangani di rumah sakit yang ada di Batam.

"Kalau negatif bisa melanjutkan aktivitas untuk berbisnis di Batam atau Kepri lainnya," kata dia.

 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020