pertunjukan lebih diarahkan secara virtual
Padang (ANTARA) - Sebanyak 16 komunitas seni dan film berpartisipasi menyemarakkan suasana pra-MTQ Nasional ke-28 di Sumatera Barat yang dijadwalkan digelar pada 12-21 November 2020.

"Komunitas ini punya latar belakang berbeda. Ada teater, musik tari dan seni pertunjukan. Mereka berkolaborasi dengan empat komunitas film memproduksi konten video art untuk sosialisasi pra-MTQ," kata Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti di Padang, Kamis.

Komunitas itu, enam diantaranya berasal dari Forum Batajau Seni Piaman. Mereka menggarap enam karya seni pertunjukan tentang tokoh dari Sumbar yaitu Bung Hatta, Buya Hamka, Agus Salim, Rahmah el Yunusiah, Roehanna Koeddoes dan syeikh Sulaiman ar-Rasuli.

"Tokoh-tokoh ini yang ditonjolkan adalah sisi keislamannya sesuai dengan tema besar Mantagi Jiwa Islami," ujarnya.

Baca juga: Legislator minta Gubernur tegas sikapi persoalan LPTQ Sumbar

Sementara itu enam komunitas lain adalah Komunitas Seni Intro Payakumbuh dengan sutradara Della Nasution dan Teater Imam Bonjol - UIN Imam Bonjol Padang.

Komunitas tari masing-masing YMKB Balingka, Agam koreografer Indra Zubir, dan Impressa Dance Company, Padang dengan koreografer Joni Andra.

Lalu komunitas musik diantaranya Candasuara, Padang Panjang dengan komposer Hario Efenur dan Tanmenan Collective Arts Project (Tancap), Limapuluh Kota dengan komposer Rijal Tanmenan.

Sedangkan komunitas film yang berpartisipasi dalam sosialisasi adalah Visualisme, Sarimata, Vyronium dan Patiak TV.

"Kolaborasi antara komunitas seni dan film ini dipilih karena kondisi pandemi COVID-19 yang masih melanda sehingga pertunjukan lebih diarahkan secara virtual," kata Gemala.

Baca juga: Publikasi MTQ Nasional XXVIII diluncurkan secara virtual

Ia menyebutkan hasil karya komunitas itu nantinya akan ditampilkan di videotron pada 19 kabupaten/kota sebagai bentuk sosialisasi jelang MTQ digelar.

"Jadi perayaan pelaksanaan MTQ tetap semarak meski di tengah pandemi," ujarnya.

Sementara itu salah seorang kurator Mahadma Muhammad, S.Sn menyebut cukup banyak tantangan dalam pengkolaborasian seni pertunjukan dengan film karena masing-masing punya kekuatan dan ciri khas masing-masing.

"Seringkali produksi harus dihentikan sementara untuk diskusi menyamakan visi antara dua bidang berbeda, misalnya teater dan film," katanya.

Meski demikian dinamika yang terjadi itu bisa menjadi pelajaran untuk bersama. Produksi video art tetap jalan dan ditargetkan 28 Oktober 2020 semua kelar dikerjakan.

Baca juga: MTQ Nasional jadikan protokol kesehatan sebagai pedoman pelaksana
Baca juga: Gubernur: MTQ Nasional Sumbar tetap ada penonton, tapi dibatasi

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020