Singaraja (ANTARA) - Pembangunan Laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng sudah mendekati 70 persen.

"Sesuai dengan target awal, pada akhir Oktober 2020, lab tersebut sudah rampung dan awal November sudah dapat menerima uji spesimen usap (swab)," ujar Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha, Sp.PD., di Singaraja, Selasa.

Menurut Arya Nugraha, laboratorium ini digunakan menguji spesiment usap pada pasien yang terindikasi COVID-19. "Dalam sehari uji spesimen bisa 45 kali," katanya.

Arya Nugraha menjelaskan alat-alat kesehatan lainnya sebagai sarana penunjang juga sudah disiapkan dari rekanan.

Baca juga: GTPP Bali: Tingkat sembuh COVID-19 Karangasem dan Buleleng tertinggi

Baca juga: Kasus pertama pasien COVID-19 meninggal terjadi di Buleleng-Bali


Secara fisik, pembangunan lab ini mendapat bantuan penuh dari Pemkab Buleleng melalui alokasi dana Belanja Tak Terduga (BTT) sebesar Rp1,4 miliar.

"Semuanya berproses dan kita berharap target awal November sudah beroperasi. Ditaksir juga dalam sehari hasil tes sudah dapat diterima. Pagi dimasukkan dan sore hasilnya sudah keluar," katanya.

Pelayanan ini sifatnya sangat teknis dan detail. Tentunya dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan alat-alat yang sesuai. Secara spesifikasi juga harus ada seorang ahli patologi klinik. Untuk saat ini, Buleleng telah memiliki satu ahli mikrobiologi klinik yang sedang menempuh pendidikan dan diperkirakan tahun depan sudah selesai.

"Namun, secara regulasi dalam kondisi wabah seperti ini pada masa akhir pendidikannya sudah dapat difungsikan," ungkap Arya Nugraha.

Dia juga menambahkan sebanyak empat tenaga analis masih dalam pelatihan di RS Bali Mandara - Denpasar. Dalam waktu dekat ini juga akan dilaksanakan uji fungsi alat PCR. Jika kebutuhan pengujian spesimen cukup besar maka akan diadakan pelatihan yang sama secara bergelombang.

Dengan adanya alat ini juga diharapkan lebih cepat dalam mendiagnosa dan para petugas dari Dinas Kesehatan akan lebih cepat melakukan pelacakan sehingga wabah ini lebih cepat dilokalisir dan dihentikan. "Namun, yang utama adalah tentu disiplin masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan," ujarnya.

Visi ke depan adalah menjadikannya sebagai salah satu sarana penelitian di Bali Utara dan mendukung tugas baru RSUD Buleleng sebagai rumah sakit pendidikan, yakni rumah sakit kedokteran Undiksha.

Sementara itu, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengatakan bahwa saat ini gugus tugas juga sedang dalam proses penyediaan alat-alat pendukung lab PCR tersebut. "Kurang lebih dua pekan lagi sudah dapat menggunakan alat-alat tersebut," katanya.

Selama ini kendala Pemkab Buleleng dalam penanganan COVID-19 juga dari keterlambatan proses keluarnya hasil lab PCR mengingat banyaknya jumlah spesimen yang diuji oleh rumah sakit di Denpasar. Dengan adanya lab tersebut dan didukung juga dengan kemampuan alat-alat pendukung lainnya yang memadai dinilai mampu melakukan pengujian spesimen di atas jumlah penambahan kasus baru saat ini.

"Tentu ini sangat membantu gugus tugas dalam penanganan COVID-19 di Buleleng, dan tidak lagi berhari-hari menunggu untuk mengetahui hasil lab, sehingga gugus tugas dapat segera mengambil langkah-langkah pencegahan dan edukasi terhadap masyarakat," katanya.*

Baca juga: GTPP Buleleng temukan lagi sopir truk Jawa-Bali positif COVID-19

Baca juga: Tak ada tambahan pasien positif COVID-19 di Kabupaten Buleleng-Bali

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf/Made Adnyana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020