Jakarta (ANTARA) - Perusahaan perabot asal Swedia IKEA yang punya bisnis kuliner IKEA Food mengurangi limbah makanan sebesar 31 persen di Indonesia dalam kurun setahun.

Jumlah limbah yang dikurangi setara dengan 15.000 makanan yang dicapai dengan menggunakan alat timbang pintar Waste Watcher pada periode 2019 hingga 2020.

Berikut tips mengurangi limbah makanan dari IKEA Food.

Baca juga: Ingvar Kamprad, si "Paman Gober" yang membawa Swedia ke peta dunia

Baca juga: Coba "slow fashion", jalani tiga bulan tanpa belanja baju baru


1. Cegah limbah makanan dari sumbernya
Pencegahan merupakan tatanan hirarki pengelolaan limbah paling pertama. Pengurangan limbah makanan harus dimulai dari dapur. Anda bisa menerapkan pendekatan Track, Monitor dan Reduce setiap harinya. Optimalisasi operasional dapur dilakukan demi terhindar dari bahan makanan yang tidak terpakai dan berakhir dibuang.

IKEA menggunakan Waste Watcher, sistem timbangan pintar yang dapat mengukur dan merekam limbah pangan yang dihasilkan setiap harinya. Setiap pekerja menggunakan timbangan tersebut untuk mengidentifikasi alasan dan melaporkan setiap makanan yang tersisa. Selanjutnya, mereka akan menganalisa cara terbaik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan berdasarkan laporan tersebut.

"Kami percaya bahwa semua individu maupun organisasi yang bergerak dalam rantai pasokan makanan (food chain) memiliki peran penting untuk mengurangi limbah pangan," kata IKEA Food Commercial Manager, Ririh Dibyono, dalam siaran pers, Senin.

Dia menambahkan, lewat program Food is Precious ini pihaknya yakin dapat berkontribusi dalam mengurangi limbah pangan dan berharap bisa menginspirasi pelanggan untuk melakukan hal yang sama.

Baca juga: Aliansi Zero Waste: swasta lebih inovatif gunakan kemasan daur ulang

Baca juga: Kiat menanam hingga daur ulang sampah di apartemen ala Arifin Putra


2. Kreatif kelola limbah makanan
Lebih dari 50 persen emisi karbon penyebab menipisnya lapisan ozon datang dari tumpukan sampah organik termasuk limbah makanan. Tumpukan sampah organik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat menciptakan gas metana dan meninggalkan jejak emisi karbon yang dapat mengikis lapisan ozon. Akibatnya, pemanasan global dan perubahan iklim yang cepat dapat terjadi.

Hal ini dapat dikurangi dengan pengelolaan limbah makanan menjadi bahan baru atau daur ulang. Upaya daur ulang ini juga merupakan bagian dari hirarki pengelolaan limbah yang bertujuan untuk menghindari limbah makanan agar tidak sampai di TPA dan menambah tumpukan sampah.

Ada beberapa pihak yang bisa diajak bekerjasama mendaur ulang limbah makanan, salah satunya Waste4Change. Limbah makanan yang dihasilkan dari dapur IKEA diolah kembali menjadi sumber energi lain seperti kompos dan pengembang biak larva lalat Black Soldier Flies (BSF), yang berfungsi untuk mengurangi limbah organik.

3. Terus berusaha dan belajar bersama
Menggandeng Kedutaan Swedia di Indonesia dan Greeneration Foundation, IKEA Indonesia akan meluncurkan buku anak-anak tentang limbah makanan pada 2021. Melalui kegiatan ini, orangtua dan guru diajak untuk mengajarkan anak-anak tentang siklus makanan dan cara memanfaatkan makanan menjadi kompos.

Ririh menjelaskan, IKEA Indonesia mengurangi rata-rata limbah pangan yang dihasilkan dari operasional menjadi 0,5 persen dari sebelumnya 1,5 persen dari total penjualan. Berat limbah makanan juga berkurang 41 persen, setara dengan 26 ton emisi karbon dioksida yang berhasil dihindari.


Baca juga: Katalog IKEA kini berbentuk digital

Baca juga: Tips tata ruangan agar tampak luas dan berkarakter

Baca juga: Resep McDonald's McMuffin dan Ikea meatballs

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020