Kami mencatat penangkapan yang dilakukan oleh aparat Indonesia sering kali mendapat perlawanan oleh kapal Vietnam dengan menabrakkan diri, ini berbahaya dan perlu antisipasi yang tinggi.
Jakarta (ANTARA) - Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia merekomendasikan berbagai institusi terkait termasuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk meningkatkan pengawasan dalam rangka menjaga komoditas perikanan Laut Natuna dari tangan pencuri ikan.

Koordinator Nasional DFW-Indonesia, Moh Abdi Suhufan di Jakarta, Rabu, menyatakan meningkatnya aksi pencurian oleh kapal Vietnam selama beberapa bulan terakhir dinilai perlu mendapat perhatian oleh pemerintah Indonesia.

"Kami mencatat penangkapan yang dilakukan oleh aparat Indonesia sering kali mendapat perlawanan oleh kapal Vietnam dengan menabrakkan diri, ini berbahaya dan perlu antisipasi yang tinggi," kata Abdi.

Baca juga: Pengamat: Penguatan sentra perikanan Natuna prioritaskan nelayan lokal

Untuk itu, ujar dia, otoritas pengawasan pemerintah Indonesia perlu meningkatkan intensitas operasi pengawasan di laut Natuna Utara.

Menurut dia, laut Natuna semakin rawan karena meningkatnya eskalasi di Laut Cina Selatan akhir-akhir ini. Pemerintah perlu merespon secara hati-hati dan tegas sebab selain pencurian ikan, juga terjadi pelanggaran kedaulatan dengan masuknya kapal China di wilayah laut Indonesia.

Sementara itu, peneliti DFW-Indonesia, Muh Arifuddin mengatakan kerawanan pencurian ikan di Natuna perlu direspon dengan meningkatkan pengawasan. "Kombinasi patroli laut dan udara perlu dilakukan oleh unsur pengawasan Indonesia," kata Arif.

Baca juga: Mayoritas kapal ikan berbendera Vietnam ditangkap di Laut Natuna Utara

Dia juga menyarankan agar patroli dan latihan gabungan militer Indonesia dijadwalkan secara rutin agar kehadiran unsur militer Indonesia bisa untuk lebih diperlihatkan.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menerima Duta Besar Vietnam untuk Indonesia, Pham Vinh Quang, dalam pertemuan di Jakarta guna membahas antara lain tentang pencurian ikan.

Menteri Edhy di Jakarta, Jumat (16/1), menyatakan pertemuan tersebut mengupayakan solusi agar pencurian ikan di laut Indonesia oleh nelayan Vietnam tidak lagi terjadi.

Edhy tidak ingin praktik penangkapan ikan secara ilegal di kawasan perairan RI, terus terjadi memicu masalah bilateral dua negara di kemudian hari.

Baca juga: Edhy Prabowo pastikan kapal ilegal di Laut Natuna Utara,diproses hukum

Berdasarkan data KKP, Vietnam menjadi negara yang kapal ikannya paling banyak ditangkap oleh Kapal Pengawas Perikanan KKP dalam setahun terakhir, di mana jumlahnya ada 27 unit kapal berbendera Vietnam dari total 57 kapal asing yang berhasil ditangkap lantaran melakukan penangkapan ikan secara ilegal.

Dalam menangkap kapal asing, Menteri Edhy memastikan tidak pandang bulu, yaitu setiap kapal ikan asing yang melakukan pencurian ikan di laut Indonesia pasti menjadi target tim patroli KKP. "Kami hanya menjalankan tugas, dan tercatat yang paling banyak ditangkap kapal Vietnam," papar Edhy.

Mengenai banyaknya kapal ikan Vietnam masuk wilayah laut Indonesia, Pham Vinh ikut menyesalkan.

Perdana Menteri Vietnam sudah memerintahkan kepada jajaran hingga tingkat terbawah untuk memberikan edukasi ke nelayan agar tidak menangkap ikan di wilayah perairan negara lain. Namun diakui Dubes Vietnam, masih ada nelayan membandel dengan alasan untuk bertahan hidup khususnya di masa pandemi COVID-19.

Pham Vinh sekaligus berterima kasih ke Pemerintah Indonesia, khususnya KKP karena memperlakukan dengan baik awak kapal Vietnam yang ditangkap.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020