Jakarta (ANTARA) - Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) menyosialisasikan pemanfaatan batubara sebagai pupuk yang sanggup meningkatkan rata-rata produktivitas lahan tanah lebih dari 30 persen per hektare.

"Pupuk batubara memiliki keunggulannya yaitu mampu memperbaik tanah dan lebih ramah lingkungan," kata Ketua Umum FKDB, Ayep Zaki saat sosialisasi pemanfaatan batubara sebagai pupuk di Jakarta, Rabu.

Zaki mengatakan saat ini pupuk batubara sudah diproduksi di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat dengan sasaran untuk mendukung pertanian perkotaan juga untuk memperkuat ketahanan pangan di daerah-daerah yang selama ini menjadi lumbung padi nasional.

Zaki berharap dengan dukungan pupuk batubara ini membuat Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.

"Pupuk berbahan baku batubara merupakan fosil tumbuhan yang terawetkan dan punya kandungan unsur hara yang nyaris sempurna. Mulai dari unsur nitrogen, kalium, posfat, hidrogen, phospor, zeng, calsium, besi dan lain-lain yang tak kurang dari 70 unsur makro dan mikro. Sehingga mampu memenuhi unsur hara tanah yang dibutuhkan," ujar Zaki.

Pupuk batubara sangat bermanfaat bagi tanaman padi, sayur, buah maupun palawija.

Penggunaan pupuk organik batu bara, lanjut Zaki, lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia anorganik atau pupuk kimia buatan. Pupuk berbahan batubara ini telah diuji coba di 16 provinsi mulai dari wilayah Indonesia bagian barat hingga bagian timur.

Hasil pengaplikasian pupuk batubara ini, bisa meningkatkan rata-rata produksi per hektarenya sebesar 43 persen. Bila rata-rata produksi per hektar petani domestik sekitar 5,2 ton, maka dengan pengunaan pupuk batubara bisa mencapai 7,4 ton.

Tak hanya itu saja, berkat keunggulan pupuk batubara ini telah mendapatkan perhatian dari pemerintah dengan kedatangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional di lokasi pabrik, Juli 2020. Dan, 10 Oktober 2020 lalu, pabrik ini juga dikunjungi anggota DPR RI Komisi VIII Fraksi PKB, Maman Imanul Haq beserta jajaran.

Bahkan pupuk batubara ini juga sudah mendapatkan hak paten dari United States Paten and Trademark Office (USPTO) untuk teknologi produksi pupuk berbahan dasar batubara pada 16 Juni 2020 lalu.

"Dengan telah dikeluarkannya hak paten tersebut, jelas akan memberikan dampak yang baik untuk pengembangan dunia pertanian, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan pupuk domestik maupun mancanegara," ucap Zaki.

Saat ini, pupuk batubara sudah diproduksi dan dipasarkan ke seluruh wilayah Indonesia, khususnya Jawa sebagai wilayah lumbung padi nasional.
​​​​​​
Baca juga: DPR RI desak Kementan segera tambah kuota pupuk bersubsidi
Baca juga: Sayuran super mini solusi pertanian perkotaan
Baca juga: Survei: Urban farming berprospek cerah dongkrak pendapatan masyarakat

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2020