Jakarta (ANTARA) - Polri mengungkap kekejaman salah satu anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Rufinus Tigau yang tewas setelah terlibat kontak tembak dengan Satgas Nemangkawi di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Senin (26/10).

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono melalui keterangannya di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa kelompok Rufinus sudah menjadi target pengejaran TNI-Polri. Hal itu karena KKB di wilayah Jalai kerap membuat resah masyarakat.

"Rufinus Tigau merupakan anggota KKB. Kelompok bersenjata ini memang membuat resah masyarakat di kampung Jalai. Suka merampas harta masyarakat bahkan tak segan untuk membunuh," kata Brigjen Awi.

Baca juga: Satgas Nemangkawi tembak mati satu anggota KKB pimpinan Sabinus Waker

Awalnya Rufinus dan keluarga termasuk Katolik taat di kampung tersebut yang kemudian berlawanan pihak dengan keluarga karena paksaan KKB.

Awi membeberkan fakta soal kekejaman Rufinus dari pihak keluarga yakni ayah tirinya yang bernama Antonius Abugau.

Wawancara Satgas Nemangkawi dengan Antonius menyebut Rufinus telah berubah sejak bergabung dengan kelompok KKB.

"Dari keterangan ayah tiri Rufinus bahwa memang anak tirinya ini berubah sejak gabung ke KKB. Kelompok ini selalu merampas, mengancam pemuda kampung Jalai bahkan sudah membunuh kepala suku kira-kira Agustus lalu karena membela mama-mama penjual di pasar yang ditindas mereka." kata Awi menirukan pernyataan ayah Rufinus.

Baca juga: Polisi: Situasi di Mimika kondusif pascapenembakan oleh KKB

Adik kandung Rufinus Tigau, Juius Abugau juga mengaku ikhlas atas meninggalnya sang kakak dalam kontak tembak dengan TNI-Polri.

Menurut pengakuan Juius kepada penyidik bahwa kakaknya telah bergabung dengan KKB sejak setahun silam.

"Keluarga Rufinus sudah ikhlas tetapi marah dan ketakutan dengan kelompok KKB karena tabiat buruk mereka. Bersedih dan malu karena anak mereka bergabung KKB, meresahkan masyarakat setempat," ujarnya.

Baca juga: Satgas Nemangkawi tangkap pemasok senjata untuk KKB Papua

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020