Surabaya (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 6.379 kepala keluarga di Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur terdampak banjir akibat hujan deras yang terjadi pada Minggu (1/11) malam.

"Bahkan, korban yang mengungsi di rumah kerabat masih dalam pendataan oleh Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Surabaya, Senin sore.

Baca juga: PMI kirim mobil hagglund ke Luwu Utara bantu penanganan bencana

Disebutkan terdapat dua kecamatan terdampak, yakni Kecamatan Beji tepatnya di Desa Kedungringin, Desa Kedung Boto dan Desa Cangkring Malang serta Kecamatan Gempol tepatnya di Desa Gempol dan Desa Legok.

"Rata-rata genangan air berkisar antara 20 sentimeter sampai 120 sentimeter," ucapnya.

Baca juga: Bamsoet: musibah banjir jangan ganggu semangat belajar anak-anak

Sesuai informasi yang dihimpun oleh Pusdalops BNPB, kejadian ini dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada Minggu malam.

Kondisi mutakhir di lokasi pada siang tadi pukul 11.30 WIB, kata dia, kendati cuaca masih mendung, namun banjir berangsur surut di beberapa titik dengan tinggi muka air sekitar 10 cm hingga 70 cm.

Baca juga: Berharap musibah tak lagi mengiringi wabah

Selain itu, TRC BPBD Kabupaten Pasuruan juga telah melakukan upaya dengan kaji cepat dan berkoordinasi terhadap instansi terkait bersama tim gabungan untuk mengevakuasi korban.

"Bersama instansi terkait juga telah mendistribusikan bantuan logistik kepada korban yang terdampak dari peristiwa banjir tersebut," katanya.

Sementara itu, melalui kajian InaRISK BNPB, wilayah Kabupaten Pasuruan memang memiliki kajian bahaya sedang hingga tinggi untuk bencana banjir dengan luas bahaya lebih dari 32 ribu hektare.

Sedangkan melalui kajian risikonya, lanjut dia, sebanyak 597 ribu jiwa yang tersebar di 21 kecamatan terpapar bencana banjir di wilayah administrasi Kabupaten Pasuruan.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2020