Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan perdagangan dengan kawasan Amerika Latin dan Karibia, yang pangsa pasarnya hanya sebesar 0,36 persen pada 2019.

“Kita melihat market share kita masih kecil. Meskipun ada pertumbuhan, saya kira belum mencerminkan potensi yang ada antara Indonesia dan Amerika Latin-Karibia,” ujar Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI I Gede Ngurah Swajaya dalam pengarahan media secara virtual, Senin.

Untuk itu, Kemlu akan kembali menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (INA-LAC) tahun ini, untuk meningkatkan interaksi antara para pelaku usaha dan industri guna menggali lebih jauh potensi kerja sama yang dapat dikembangkan.

Sejumlah komoditas unggulan dari Indonesia yang banyak diminati oleh warga Amerika Latin dan Karibia antara lain kendaraan dan suku cadang, kertas dan produk kertas, alas kaki, bahan baku industri lain, makanan dan minuman, serta farmasi.

“Kita memiliki keunggulan dan ada permintaan besar, tinggal bagaimana kita bersaing dengan negara-negara yang mengekspor produk tersebut,” kata Ngurah, yang menyebut bahwa Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara anggota ASEAN dalam mengekspor produknya ke Amerika Latin dan Karibia.

Selain itu, Indonesia juga menawarkan diri sebagai basis industri untuk perusahaan-perusahaan asal Amerika Latin dan Karibia, guna menarik lebih banyak investasi mereka ke Tanah Air.

Berdasarkan data Kemlu RI, nilai perdagangan Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia tahun lalu tercatat sebesar 7,81 miliar dolar AS, sedangkan nilai investasi kawasan tersebut sejumlah 44,01 juta dolar AS di 11 proyek yang dikerjakan di Indonesia.

Ngurah tidak menyebutkan target perdagangan yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan Forum Bisnis INA-LAC pada 9-11 November mendatang. Ia lebih menekankan pada pentingnya forum tersebut untuk memfasilitasi peningkatan interaksi antara para pelaku usaha.

Kemlu optimistis peningkatan interaksi akan terjadi, meskipun forum akan dilaksanakan secara hibrid ---pertemuan bisnis secara fisik dan virtual--- akibat pandemi virus corona.

“Dengan memanfaatkan teknologi, kita bisa berinteraksi bahkan melakukan one-on-one business metting,” tutur Ngurah.

Sebagai catatan, penyelenggaraan Forum Bisnis INA-LAC tahun lalu menghasilkan kesepakatan dagang senilai 33,12 juta dolar AS di sektor kecantikan, makanan dan minuman, suku cadang, produk karet, serta furnitur.

Forum yang pertama kali diadakan pada 2019 itu juga mencatat komitmen investasi sebesar lima miliar dolar AS dalam jangka waktu lima tahun untuk pertambangan nikel di Sulawesi, oleh perusahaan tambang asal Brazil.

Baca juga: Kiat Indonesia dekati pasar Amerika Latin, Karibia

Baca juga: Forum Indonesia-Amerika Latin hasilkan kesepakatan 33,12 juta dolar AS


 

RI sasar ekspor ke Amerika Latin-Karibia lewat INA-LAC 2020

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020