ini adalah sinyal bagi umat Islam. Jangan sampai umat Islam terpecah belah atau diadu domba
Depok (ANTARA) - Direktur Eksekutif Institut Hasyim Muzadi (IHM) KH Yusron Ash-Shidqi menyayangkan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang membela penghinaan Nabi Muhammad SAW, untuk itu saat inilah umat Islam perlu menata diri.

"Kita protes dan tidak setuju adanya aksi tersebut. Cuma perlu diingat ini adalah sinyal bagi umat Islam. Jangan sampai umat Islam terpecah belah atau diadu domba," kata Yusron dalam keterangan tertulisnya diterima di Depok, Selasa.

Gus Yusron sapaan Yusron mengatakan hal tersebut seusai acara Webinar Revitalisasi Menuju Pengabdian Abad kedua seri ke-11 "Hak Asasi, Toleransi dan Penghinaan terhadap Nabi" di Pesantren Al-Hikam Depok Jawa Barat.

Baca juga: Politisi PKS minta Presiden Prancis Emmanuel Macron minta maaf

Gus Yusron mengungkapkan momen saat ini adalah bagaimana umat Islam menata diri, yaitu bagaimana meningkatkan kualitas diri dan dengan cara elegan dalam menyikapinya.

"Kondisi saat ini adalah panggungnya Nabi, saatnya kita isi dengan pujian atau kebaikan beliau. Kita balik, kondisi ini bisa menguntungkan umat Islam. Kalau kita dihina, didiamkan atau disikapi cara elegan maka mereka tidak akan melakukan hal serupa atau bisa jadi dengan cara lain," katanya.

Baca juga: LDII dorong kemandirian umat usai penistaan Nabi Muhammad di Prancis

Dirinya mengaku bisa memaklumi adanya sikap protes dengan cara unjuk rasa ke Kedutaan Prancis. Hanya saja mengingatkan tidak semua orang harus sama untuk ikut demo semua. Menurutnya, setiap orang mempunyai cara dalam mengekspresikan diri rasa kecintaannya kepada Nabi Muhammad SAW.

Ia mengungkapkan, banyak ditemukan kebencian kepada pelaku sebagai bentuk balasan. "Banyak di laman-laman ditemukan kebencian kepada pelaku. Alangkah indahnya, kita penuhi laman-laman itu dengan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Pemerintah Aceh tunda kerja sama dengan institut Prancis

Yusron mengungkapkan angan sampai terjadi pertentangan di antara umat Islam. Padahal, lanjutnya, upaya penghinaan atau tersebut adalah sebuah "sinyal". Menurutnya, mengutip dari QS. Ali Imran:118 yang salah satu potongan ayatnya menyebutkan bahwa kebencian yang tersembunyi itu lebih besar.

"Ini kan ada penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW yang datangnya dari eksternal. Seharusnya kita semakin kuat, bersatu dan menghadapinya secara bersama-sama," tegasnya.

Webinar Revitalisasi Menuju Pengabdian Abad kedua seri ke-11 "Hak Asasi, Toleransi dan Penghinaan terhadap Nabi" narasumber: Wamenlu  periode 2014-2019 H. Abdurrahman Mohammad Fachir, Pengamat Timur Tengah Dr. M. Lutfi Zuhdi, Pengasuh PP. Fadhlul Fadlan KH. Dr. Fadlolan Musyaffa moderator: pengasuh PP. Mahasiswa Ashfa Yogjakarta Dr. Shofiyullah Muzammil,

Baca juga: MUI mengecam dan tidak melarang warga boikot produk Prancis

 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020