Ini sudah disepakati, memang harus dipindahkan sementara
Jakarta (ANTARA) - PT MRT Jakarta (Perseroda) akan merelokasi cagar budaya Tugu Jam Thamrin di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih sebagai bagian dalam pembangunan fase 2A segmen 1 rute Bundaran HI- Monas.

"Ini sudah disepakati, memang harus dipindahkan sementara karena akan dibangun stasiun di bawahnya. Kita lihat fondasinya konflik dengan struktur di bawahnya," ujar Guru Besar Bidang Material dan Struktur Beton ITB Iswandi Imranyang ikut terlibat untuk kajian pemindahan Tugu Jam Thamrin di Webinar bertajuk "Pelestarian Cagar Budaya Selama Konstruksi MRT Jakarta Fase 2", Kamis.

Iswandi mengatakan tugu setinggi 13 meter itu nantinya akan dipotong menjadi tiga bagian. Dengan bagian pertama adalah puncak atau rumah jam, lalu bagian kedua adalah badan tugu yang memiliki kanopi dan bagian ketiga adalah bagian kaki atau lokasi yang saat ini berfungsi sebagai pos polisi.

Untuk membagi Tugu Jam Thamrin menjadi tiga bagian, Iswandi mengatakan akan ada dua titik yang menjadi lokasi pemotongan dan masing-masing titik memiliki panjang pembobokan sepanjang satu meter.

"Dipastikan pemotongan tidak kita lakukan pada daerah yang berpotensi terjadi sendi plastis," ujar Iswandi.

Sendi plastis pada struktur bangunan berfungsi untuk menahan beban getaran misalnya dari gempa tanpa memberikan kekuatan berlebihan pada elemen struktur bangunan karena getaran yang diterima bangunan akan diserap oleh sendi plastis.

Lebih lanjut, Iswandi mengatakan untuk pemindahan, penyimpanan, serta pemasangan kembali Tugu Jam Thamrin diperlukan penahan berupa baja (breising) untuk menjaga kestabilan struktur kondisi yang sudah ada atau eksisting pada saat tugu dipasang kembali.

"Bresing vertikal dan horizontal dipasang untuk memperkaku rangka baja tersebut. Antara balok baja penahan kolom Menara Jam Thamrin dipasang karet untuk mencegah terjadinya kerusakan kolom Menara Jam Thamrin," kata Iswandi.

Selain menyiapkan skema pemisahan bangunan, pria yang juga termasuk sebagai anggota untuk Komite Keamanan Konstruksi Kementerian PUPR itu juga menyiapkan skema pemasangan kembali Tugu Jam pertama yang ada di DKI Jakarta itu.

"Penyambungan tulangan kolom dilakukan dengan menggunakan teknik sambungan mekanikal, memakai sistem injeksi 'grout'," ujar Iswandi.

Sistem injeksi grout atau grouting adalah "routing" pekerjaan memasukkan bahan yang masih dalam keadaan cair untuk perbaikan tanah, maupun beton dengan cara tekanan.

Bahan itu nantinya dapat mengisi semua retak-retak dan lubang-lubang, kemudian setelah beberapa saat bahan tersebut akan mengeras dan menjadi satu kesatuan dengan tanah maupun beton yang ada.

Baca juga: MRT Jakarta diingatkan arkeolog hati-hati garap rute menuju Kota
Baca juga: MRT Jakarta dapatkan rekomendasi bangun Fase 2A dari tim ekskavasi

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020