Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Satreskrim Polres Tulungagung tengah menyelidiki otak pelaku dan jaringan pengedar pupuk NPK palsu dengan kemasan merek "P" di wilayah Tanggunggunung, Tulungagung, Jawa Timur.

"Kasus ini sedang kami dalami, sedang menyelidiki. Sedangkan pupuk yang diduga palsu sudah kami amankan sebanyak 19 karung pupuk, dengan masing-masing karung berisi sekitar 50 kilogram," kata Kepala Satuan Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ardyan Setyantoro, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat.

Sebanyak tiga orang saksi juga sudah diperiksa polisi. Masing-masing adalah Luluk Handayani dan Marik Sumarno yang merupakan korban, dan satu lagi Bu Kini, pihak yang menjual pupuk merek "P" palsu itu.
Baca juga: Waspadai pupuk palsu, Pupuk Indonesia minta petani cermati kemasan

"Kami akan menguji di laboratorium untuk mengetahui apakah pupuk itu asli atau tidak," katanya.

Belum ada temuan peredaran pupuk palsu di tempat lain. Polisi baru mendapat informasi adanya pupuk palsu di Desa Ngrejo, setelah petani setempat heboh dengan kondisi tanaman jagung yang menguning usai sepekan diberi pupuk NPK merek "P" yang diduga palsu itu.

Baca juga: Petrokimia bentuk tim tangani laporan pupuk palsu

Belum diketahui asal-usul pupuk palsu tersebut dari mana. Ketua Gapoktan Argo Lestari Desa Ngrejo, Samsuri mengatakan, petani hanya tahu pupuk NPK tersedia di salah satu pengepul jagung di desa itu.

"Saat beli kami (petani) tidak tahu apakah itu asli atau palsu. Meskipun sempat curiga karena jahitan pada kemasan luar terlihat berbeda, warna NPK gelap dan lembek," katanya. Petani membeli pukuk itu seharga Rp170.000/zak hingga Rp190.000 /zak 50 kg.

Kecurigaan menjadi setelah salah satu petani yang menggunakan pupuk NPK dari Toko Kini, mendapati tanaman jagung miliknya yang masih muda terlihat menguning, seperti kurang pupuk.

Baca juga: Polres Indramayu grebek gudang pupuk ilegal
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020