Jakarta (ANTARA News) - Rapat paripurna DPRD DKI dengan agenda interpelasi atau meminta pertanggungjawaban Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, yang seharusnya dimulai Jumat jam 14.00 WIB, akhirnya molor sekitar 1,5 jam.

Rapat paripurna akhirnya dibuka oleh Ketua DPRD Ferrial Sofyan jam 15.30 WIB dan dihadiri 87 dari 94 anggota DPRD.

Keterlambatan itu antara lain disebabkan karena Foke (panggilan Fauzi Bowo) terlibat rapat tertutup dengan pimpinan DPRD di ruang pimpinan DPRD sebelum memasuki ruang sidang paripurna.

Nampaknya sidang tertutup tersebut berjalan alot sehingga paripurna yang akan membahas mengenai kerusuhan di makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara, Rabu (14/4) lalu.

Kerusuhan yang menewaskan tiga petugas Satpol PP tewas dan lebih dari 100 orang luka-luka itu direspon DPRD dengan menggelar rapat paripurna mendadak dengan agenda meminta pertanggungjawaban gubernur.

"Berdasarkan pasal 63 tata tertib DPRD, maka sidang paripurna dapat dilangsungkan dan jika ada keputusan yang harus diambil maka ini akan menjadi keputusan yang sah," kata Ferrial saat membuka sidang.

Sebelumnya, molornya sidang sempat membuat resah para anggota Dewan yang berkali-kali meminta agar Ketua Dewan segera membuka sidang.

Namun akhirnya sidang dapat berlangsung dengan tertib yang diawali dengan pemberian keterangan dari Foke mengenai peristiwa berdarah di Priok tersebut.

"Saya akan menjelaskan mengenai kronologis kejadian dan ditambah dengan hasil pengamatan saya ketika berkunjung kesana," kata Gubernur.

Tim Pencari Fakta yang dibentuk DPRD DKI juga dijadwalkan untuk mengungkapkan temuan sementara mereka dalam rapat tersebut.

TPF diketuai oleh Wakil Ketua DPRD Lulung Lunggana dan beranggotakan delapan orang perwakilan seluruh fraksi.

(T.A043/E001/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010