Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta akan mengkaji ulang rencana penambahan kelas untuk kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) selama pandemi COVID-19 karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM).

"Harapannya mulai Desember tambah kelas, tetapi kelihatannya belum menemukan solusinya," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Surakarta Dwi Ariyanto saat meninjau penyelenggaraan PTM di SMPN 4 Surakarta, Selasa.

Ia mengatakan pada praktiknya untuk menjalankan proses PTM mulai dari siswa masuk hingga pulang sekolah dibutuhkan jumlah SDM sekitar dua kali lipat dari yang biasanya. Ia mengatakan untuk kali ini, baru gelombang satu yang mengikuti PTM.

"Rencananya akan ada gelombang dua, masih kelas 9. Selain itu, sebetulnya mulai Desember kami akan menambah kelas untuk siswa 8. Meski demikian, kami selesaikan yang jenjang kelas 9 dulu, kalau kelas di bawahnya pihak sekolah belum siap," katanya.

Baca juga: Mendikbud: Daerah zona hijau-kuning boleh belajar tatap muka

Baca juga: Simulasi belajar tatap muka SD di Temanggung-Jateng sudah 80 persen


Menurut dia, jika penambahan kelas pada jam yang sama sulit dilakukan maka ada kemungkinan siswa kelas 8 akan mengikuti PTM di jam berbeda. Ia mengatakan jika PTM dilakukan dengan selisih satu jam maka diperkirakan akan lebih kondusif.

"Untuk proses penjemputan juga akan lebih kondusif. Dengan sistem yang sekarang (setiap siswa dijemput orang tua masing-masing di depan pintu masuk sekolah) hanya butuh 7-10 menit untuk setiap penjemputnya," katanya.

Sementara itu, pada gelombang satu ini, siswa yang mengikuti PTM sebanyak 119 anak. Ia mengatakan sebelum mengikuti PTM para siswa dan guru menjalani tes cepat terlebih dahulu.

"Di hari terakhir nanti mereka juga akan mengikuti tes cepat lagi. Untuk gelombang dua juga akan diterapkan aturan seperti itu," katanya.

Ia mengatakan usai uji coba akan dilakukan evaluasi. Jika hasil evaluasi baik maka siswa yang saat ini mengikuti PTM selama dua jam/hari ke depan akan ditingkatkan menjadi lima jam.

"Sedangkan yang kelas baru atau belum mengikuti uji coba masih akan diterapkan dua jam/hari. Sejauh ini kami juga belum menerima laporan ada anak yang sakit usai mengikuti PTM," katanya.*

Baca juga: Konsultasi belajar tatap muka di wilayah kasus COVID-19 Bantul ditunda

Baca juga: Desa pesisir Halmahera belajar tatap muka di tengah keterbatasan

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020