Sleman (ANTARA) - Pengungsi erupsi Gunung Merapi di barak pengungsian Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta membutuhkan lebih banyak masker medis atau masker bedah yang sekali pakai karena banyak yang merupakan lansia dan cukup kesulitan untuk mencuci masker kain.

"Kalau pakai masker kain, ini yang lansia akan kerepotan untuk mencucinya. Masker kain ini kan setiap tiga jam harus ganti. Jadi akan lebih efektif jika memakai masker medis," kata Panewu (Camat) Cangkringan Pramono di barak pengungsian Glagaharjo, Rabu.

Baca juga: Gubernur DIY tinjau lokasi barak pengungsian erupsi Gunung Merapi

Menurut dia, pihaknya saat ini sangat kekurangan masker medis ini, sehingga diharapkan ada bantuan berupa masker medis dalam jumlah yang banyak.

"Harapannya jika masker medis mencukupi, maka setiap pagi dapat disediakan masker medis bagi para pengungsi, terutama untuk yang lansia," katanya.

Ia mengatakan, dengan ketersediaan masker medis yang mencukupi maka pengungsi dapat setiap hari ganti masker.

"Masker kain paling lama tiga jam harus ganti, kemudian harus sering dicuci itu menurut kami sangat merepotkan pengungsi terutama simbah-simbah makanya harapan kami setiap pagi harus disediakan masker medis," katanya.

Pramono mengatakan, upaya ini untuk efektivitas dalam pencegahan penyebaran COVID-19 di barak pengungsian.

"Selain sudah dibuat sekat dengan papan untuk masing-masing pengungsi, saat ini ketersediaan sabun cuci tangan juga sudah sangat mencukupi. Harapannya tidak ada penyebaran corona di barak pengungsian Merapi," katanya.

Baca juga: BPPTKG perkirakan volume magma Gunung Merapi melebihi 2006
Baca juga: Gunung Merapi mengeluarkan guguran lava sejauh 700 meter
Baca juga: BPBD Magelang imbau warga Merapi tetap tenang

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020