Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang menyiapkan langkah-langkah antisipasi munculnya bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca atau yang biasa dikenal dengan bencana hidrometeorologi.

Wali Kota Malang Sutiaji mengatakan mulai September 2020 hingga awal Januari 2021, ada potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi.

"Apel siaga bencana bertujuan untuk menyiapkan seluruh aspek dalam menangani bencana  yang kemungkinan akan melanda Kota Malang dalam beberapa bulan ke depan," kata Sutiaji, di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.

Dia menjelaskan persiapan tersebut perlu dilakukan guna menghadapi adanya potensi bencana alam, maupun bencana non-alam. Dalam kesempatan itu, Pemerintah Kota Malang juga meluncurkan Early Warning System (EWS).

Baca juga: Pemkab Malang ajak masyarakat perkuat mitigasi bencana

Baca juga: Pakar Kebumian UB: Kegiatan "di rumah saja" kurangi bencana longsor


Menurut Sutiaji, alat tersebut berfungsi sebagai sistem peringatan dini bencana alam kepada masyarakat. Alat tersebut, terpasang di enam titik lokasi rawan banjir, yang ada di wilayah Kota Malang.

"Mestinya hari-hari ini hujan sudah mulai merata, mulai September. Seorang pakar menyampaikan bahwa hujan akan terjadi pada bulan-bulan ini. Jadi, intensitas hujan dari Desember hingga Januari itu luar biasa," kata Sutiaji.

Ada tiga langkah yang akan dilakukan Pemerintah Kota Malang untuk mengantisipasi datangnya bencana hidrometeorologi. Pertama, dengan memberikan literasi kepada masyarakat tentang bencana hidrometeorologi itu sendiri.

"Kemudian, dengan tangkal dini bencana, salah satunya melalui EWS. Ketiga, mempersiapkan bagaimana seharusnya sikap kita ketika akan menghadapi bencana hidrometeologi," kata Sutiaji.

Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang, pada 2019 tercatat ada 223 kasus bencana yang melanda Kota Malang.

Sebanyak 223 kasus bencana tersebut dengan rincian, 90 kali kebakaran, 47 kali tanah longsor, 24 kasus angin kencang, 22 kali pohon tumbang, kejadian banjir atau genangan air sebanyak 16 kali, efek gempa bumi tercatat dua kali, dan kejadian lainnya sebanyak 22 kali.*

Baca juga: ACT-MRI beri pelatihan teknik pertolongan di air

Baca juga: Dua desa di Kabupaten Malang diterjang banjir bandang


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020