Jakarta (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 memperkirakan masih tingginya angka kematian di Indonesia akibat COVID-19 karena pada saat pasien ditemukan tenaga kesehatan sudah dalam kondisi parah.

"Angka kesembuhan sudah bagus, namun angka kematian juga masih tinggi. Ini kita perkirakan mereka ditemukan sudah dalam kondisi jelek," kata Kasubbid Tracking Satgas COVID-19 dr Kusmedi Priharto saat diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bagi masyarakat yang sudah memiliki gejala bahkan dinyatakan positif COVID-19 maka seharusnya memberitahukan kepada petugas kesehatan agar dilakukan tindakan penanganan sesegera mungkin sebelum terlambat.

Baca juga: Satgas COVID-19: Kepala daerah harus larang kegiatan kerumunan

Bahkan, akan lebih baik orang yang positif tersebut memberitahukan kepada siapa saja yang kira-kira pernah melakukan kontak dengannya agar mereka juga memeriksa diri sebagai antisipasi bila terjadi transmisi virus.

"Sehingga dia tidak menularkan kepada keluarga dan orang lain," katanya.

dr Kusmedi mengatakan kejadian pasien COVID-19 yang tidak jujur dengan kondisi kesehatannya banyak sekali ditemukan. Akibatnya, ia menularkan virus kepada orang yang melakukan kontak dengannya.

Pemerintah juga telah berkali-kali menyampaikan bahwasanya tracing tidak lah menakutkan melainkan dari upaya menolong orang yang bisa saja sudah tertular agar segera ditangani.

Baca juga: Satgas: Penerapan 3T 100 persen cegah penularan COVID-19

Satgas Penanganan COVID-19 juga mengupayakan melaksanakan target yang diberikan oleh badan kesehatan dunia atau WHO bersama Kementerian Kesehatan. Artinya, jika ditemukan satu orang yang positif maka harus dikejar 30 orang lagi yang melakukan kontak erat dengan pasien tersebut.

Selain itu, ada juga target satu orang diperiksa dalam 1.000 penduduk setiap satu minggu. Namun, pada dasarnya target utama Satgas Penanganan COVID-19 ialah memutus mata rantai penularan.

Oleh karena itu, ke depan masyarakat harus bisa menyesuaikan tatanan kehidupan dengan adaptasi kebiasaan baru. Sebab, cepat atau lambat masyarakat akan hidup dengan virus tersebut.

Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 bertambah 3.711 jadi 402.347 orang

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020