Jakarta (ANTARA) - Rektor IPB University Prof. Dr. Arif Satria menyatakan perguruan tinggi harus siap menjadi pusat riset dan pengembangan (research and development/R&D) untuk pangan ke depan.

Dalam keterangan dari IPB University yang diterima di Jakarta pada Kamis, Prof. Arif mengatakan perguruan tinggi menjadi mitra penting dalam pengembangan industri pertanian dan pangan masa depan. Hal itu karena perguruan tinggi memiliki peran R&D yang mampu menghasilkan sejumlah inovasi.

"Perusahaan atau industri bisa berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk mengembangkan R&D, daripada membangun sendiri. Hal ini bisa menciptakan efisiensi dan juga simbiosis mutualisme antara perguruan tinggi dengan industri," ujar Arif.

IPB University sendiri telah membuka Science and Technology Park (STP) agar para pelaku industri bisa berkantor di kampus, berkolaborasi dengan kampus. Hal itu juga dimaksudkan agar bisa menjadi jembatan untuk hilirisasi inovasi bisa dipercepat.

Baca juga: Mengonsumsi buncis sebagai terapi penderita diabetes

Baca juga: IPB-AFSA hidupkan gerakan mahasiswa kehutanan ASEAN via Kongres AFSA


Prof. Arif, yang juga menjabat Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI), mengatakan inovasi pangan ke depan setidaknya mencakup empat hal.

Pertama, inovasi yang mengarah pada perbaikan ekosistem dan lingkungan. Terkait hal itu, IPB University telah mengembangkan sistem yang bisa mendeteksi kebakaran hutan enam bulan sebelum kejadian dan alat yang bisa mendeteksi perubahan tata guna lahan secara pintar.

Selain itu inovasi kedua adalah peningkatan produktivitas yang berbasis pada teknologi 4.0. Ketiga, inovasi untuk diversifikasi pangan dan substitusi impor yang berbasis bahan baku lokal dan keempat adalah inovasi sosial, seperti Sekolah Peternakan Rakyat (SPR), One Village One CEO, dan Desa Presisi.

"Keempat jenis inovasi ini perlu kita dorong karena inovasinya yang bersifat inklusif, presisi dan berkelanjutan. Inklusif berarti inovasi harus menyentuh masyarakat lapisan menengah ke bawah, juga menyentuh yang industri besar dalam konteks peningkatan daya saing," demikian ujar Arif.*

Baca juga: Kantong-kantong inovasi untuk menjaga ketahanan pangan

Baca juga: Guru Besar IPB sebut UU ITE bisa dikenakan terhadap Greenpeace

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020