Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai isu terkait sanitasi yang masih kurang baik di tengah-tengah masyarakat sebagai persoalan serius karena dapat menimbulkan dampak kesehatan yang lebih besar.

"Kita dari perspektif kependudukan melihatnya sebagai hal yang serius," kata Kepala Pusat Penelitian Kependudukan LIPI Herry Yogaswara dalam sambutan Webinar LIPI memperingati Hari Toilet Sedunia 2020 di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan isu sanitasi merupakan persoalan serius yang harus segera diatasi untuk menghindari dampak yang lebih serius terhadap kesehatan manusia.

Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data WHO, masih ada 4,2 miliar warga dunia yang tidak bisa mengakses toilet yang aman. Bahkan, 800 juta sampai 1 miliar warga dunia juga dilaporkan masih menggunakan toilet terbuka.

Kondisi tersebut, menurut dia, sangat riskan mengingat masih banyak jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui air dengan kondisi sanitasi yang buruk dan dapat menyebabkan kematian.

Misalnya, ia mencontohkan penyakit diare yang dilaporkan masih menjadi penyakit pembunuh bagi banyak orang yang tinggal di daerah dengan kondisi sanitasi dan higienitas yang kurang baik.

WHO bahkan mencatat bahwa penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari sanitasi yang kurang baik itu merupakan 4,1 persen dari total penyebab kematian di dunia.

"Jadi saya kira ini soal yang sangat serius ketika kita berbicara tentang sanitasi yang layak," katanya.

Lebih lanjut, berdasarkan data dari Dirjen Cipta Karya Kemen PUPR, 7,61 persen rumah tangga di Indonesia masih mempraktikkan kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS) di tempat terbuka.

Selain itu, rumah tangga yang menempati hunian dengan akses sanitasi yang layak, menurut data Susenas 2019, adalah sebanyak 77,4 persen, termasuk di dalamnya 7,5 persen sanitasi yang aman.

Herry menilai kondisi sanitasi yang kurang baik yang masih terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia saat ini tersebut perlu diperbaiki.

Baca juga: Peringati Hari Toilet, 7,61 persen rumah tangga masih BABS

Untuk itu, melalui peringatan Hari Toilet Sedunia 2020, LIPI ingin mendorong semua pihak untuk mendukung target pemerintah agar praktik BABS mencapai nol persen pada 2024.

Baca juga: Toilet kompos solusi ketiadaan air bagi pengungsi gempa Lombok

LIPI juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk sama-sama memahami pentingnya sanitasi yang baik agar terhindar dari berbagai macam penyakit yang dapat ditimbulkan dari kondisi sanitasi yang tidak sehat.

Baca juga: Penelitian: hanya sepertiga rumah di Cilincing bertoilet

"Di LIPI sendiri ada teknologi tentang toilet pengompos dan kemudian berbagai teknologi pengolahan limbah cair. Saya berharap nantinya ini bisa menjadi bagian dari upaya-upaya untuk memecahkan persoalan sanitasi," demikian kata Herry Yogaswara.

Pewarta: Katriana
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020