Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyarta Magelang (Yoma) menyiapkan pelatihan teknik pengubinan atau penghitungan secara ubinan komoditas hortikultura bagi penyuluh swadaya dan Petugas Penyuluh Lapangan Pegawai Negeri Sipil (PPL-PNS).

Wakil Direktur I Polbangtan YoMa Ananti Yekti menyatakan pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi sumber daya manusia pertanian dalam rangka mendukung kegiatan pembangunan pertanian lewat program Kostratani yang telah berjalan.

"Kemampuan pengubinan pada komoditas horti ini dapat digunakan untuk menghitung produksi komoditas strategis," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kementan-asosiasi rumuskan strategi dongkrak budi daya dan ekspor aren

Kegiatan pelatihan pengubinan yang digelar bekerja sama dengan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul bagi penyuluh swadaya dan PPL PNS di kecamatan Imogiri, itu khususnya untuk komoditas cabai dan bawang Merah.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Suryono mengatakan pertanian ke depan akan menghadapi tantangan yang beragam sehingga pelatihan tersebut diharapkan bisa menjadi solusi dalam menjawab tantangan itu.

Selain berisi paparan teknik ubinan, dalam pelatihan tersebut dilakukan kegiatan praktek pengukuran ubinan pada lahan pertanaman cabai seluas 250 meter persegi di wilayah Desa Kebon Agung Imogiri Bantul.

Baca juga: Kementan usulkan enam kebijakan pengendalian impor empat komoditas

"Nantinya kawasan Imogiri akan dikembangkan menjadi daerah agroekowisata, sehingga semua sektor terutama pertanian akan terlibat secara langsung dan tentunya kan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya.

Di tempat terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyatakan melihat antusiasme penyuluh di daerah sehingga sangat potensial untuk maju.

"Mereka sangat mensuport Kostratani. Kami yakin Kostratani akan sukses dan menaikan produktivitas secara menyeluruh," ujarnya..

Menurut Dedi, pelatihan khusus harus diberikan ke mereka untuk mendorong digitalisasi pertanian. Seluruh potensi pertanian di daerah harus dioptimalkan. Aplikasi digital memang tidak 100 persen sehingga pihaknya tetap harus melakukan pendampingan.

"Sistem konvensional dikombinasikan dengan digital sehingga nanti akan diberikan berbagai pelatihan mulai dari entry data. Menggunakan digital, BPP terkoneksi secara nasional” tambahnya.



 

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020