Purbalingga (ANTARA) - Memasuki penghujung Bulan November, suara hujan yang menghempas kaca jendela makin sering terdengar di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Hujan yang datang menjelang petang tidak hanya meninggalkan jejak bulir-bulir di dedaunan, namun juga bening air yang menggenang.

Genangan air sisa hujan menjadi pengingat bahwa aktivitas bebenah rumah harus makin ditingkatkan. Wadah-wadah bekas tak terpakai yang dapat menampung air harus segera disingkirkan karena dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti yang dapat menularkan demam berdarah dengue (DBD).

Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak barang tak terpakai, seperti kaleng bekas, ban bekas, ember bekas, botol bekas dan lain sebagainya yang dapat terisi air hujan lalu menggenang untuk beberapa waktu.

Genangan air tersebut sangat berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya si nyamuk belang. Dengan peningkatan populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan penyakit demam berdarah juga makin meningkat.
Salah satu upaya yang diperlukan untuk melindungi diri dan keluarga agar terhindar dari penyakit demam berdarah adalah dengan melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.

Nani Puji Wahyuningsih (46), warga Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, merupakan salah satu warga yang rutin melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk.
Di sela aktivitasnya sebagai staf di Bagian Humas dan Protokol Setda Kabupaten purbalingga, dia selalu menyempatkan diri bebenah rumah sepulang bekerja.
Pada saat musim hujan ini dia sudah menyingkirkan semua barang bekas berupa kaleng, baskom hingga ember bekas.

"Barang-barang bekas seperti itu sudah saya kumpulkan di karung jadi satu dan disimpan di tempat yang terlindung dari hujan, selain itu kebetulan juga saya tidak memiliki pot yang menggunakan media air, hampir semua pot menggunakan media tanah," katanya.

Selain menyingkirkan barang bekas dia juga memusatkan perhatian pada wadah yang menjadi tempat minum burung peliharaan dengan cara mengganti airnya setiap pagi.

Selain itu, dia juga selalu merapikan barang-barang agar tidak berantakan dan menjadi tempat bersarangnya nyamuk, serta selalu mengemas baju bekas pakai agar tidak menggantung karena dikhawatirkan menjadi tempat persembunyian nyamuk.

Selain langkah di atas, dia dan keluarganya juga rutin memotong pohon-pohon yang sudah terlalu rimbun di belakang rumah serta menguras bak mandi dua hari sekali.

"Kebetulan kamar mandi tidak menggunakan bak, pakainya ember besar, jadi mudah di kuras. Selain itu kami juga memastikan toren penampung air selalu tertutup rapat. Kebetulan di rumah kami tidak menampung air selain di toren, tidak ada gentong, ember atau yang lain untuk penampungan air," katanya.

Selain itu, keluarganya juga selalu mengatur cahaya dan ventilasi rumah dan memastikan beberapa bagian rumah memperoleh pencahayaan matahari secara langsung.

Menurutnya, segala upaya pencegahan tersebut perlu dilakukan guna melindungi keluarganya dari risiko penularan penyakit demam berdarah.


Budayakan PSN

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Hanung Wikantono mengatakan salah satu upaya yang perlu menjadi perhatian semua kalangan adalah membudayakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Karena selama ini, menurut dia, salah satu permasalahan yang terjadi adalah masih ada masyarakat yang belum membudayakan PSN.
Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Purbalingga mewacanakan untuk membuat peraturan daerah atau peraturan bupati yang mewajibkan adanya juru pemantau jentik (jumantik) di setiap rumah.

Selain itu Pemerintah Kabupaten Purbalingga juga akan membuat surat edaran kepada kecamatan sebagai upaya penanggulangan DBD dengan menggalakkan kegiatan PSN.

Dia menambahkan pihaknya juga mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M plus.

Cara 3M Plus yang dimaksud, yaitu mengubur kaleng-kaleng dan wadah bekas, menguras bak mandi atau tempat penampungan air secara teratur dan juga menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.
Sementara yang dimaksud dengan plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau antinyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk hingga menanam tanaman pengusir nyamuk.

Selain itu juga mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.

Selain itu, yang juga perlu dilakukan oleh masyarakat adalah segera membawa keluarganya ke sarana kesehatan bila ada yang sakit dengan gejala panas tinggi yang disertai adanya tanda-tanda perdarahan.


Kenali Gejala

Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Purwokerto dr. Andreas, Sp.PD juga mengingatkan agar masyarakat mengenali gejala awal penyakit demam berdarah dengue.

Gejala awal tersebut adalah munculnya demam secara mendadak yang disertai nyeri dan pegal-pegal, sakit kepala, dan juga mual atau muntah-muntah.
Bila seseorang mengalami demam, dan demam tersebut menetap selama dua hingga tiga hari, maka perlu segera memeriksakan diri ke dokter guna mendapatkan pemeriksaan laborat darah rutin.

Dia mengatakan pemeriksaan perlu segera dilakukan dan jangan sampai pasien datang sudah dalam keadaan syok, tekanan darah turun ataupun perdarahan aktif yang berat.

Penderita yang memiliki tanda-tanda perdarahan aktif atau syok serta bagi mereka yang selama sakit tidak dapat menerima asupan makanan yang adekuat, atau pada kondisi umum pasien yang lemah, kata dia, perlu mendapatkan perlakuan rawat inap.

Saat telanjur demam dan meriang, segera memeriksakan diri ke rumah sakit memang menjadi pilihan yang baik.

Kendati demikian, akan lebih baik jika terlebih dahulu kita melakukan ikhtiar dengan bebenah rumah guna mencegah demam berdarah.

Duduk menikmati gerimis yang romantis dengan secangkir kopi mungkin terdengar manis. Namun, menyemangati diri untuk bebenah rumah guna mencegah demam berdarah pada saat ini menjadi sesuatu yang lebih logis.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020