Meski telah lama tidak menjuarai Liga Jerman, prestasi Schalke juga terawat pada periode tersebut. Mereka merupakan tiga kali juara Piala Jerman, satu kali juara Piala Liga Jerman, satu kali juara Piala Super Jerman, dan Schalke juga sempat menembus semifinal Liga Champions pada 2011.
Bagaimana jika pertanyaan serupa ditanyakan sekarang? Selain para penggemar fanatik Schalke, penggemar sepak bola biasa akan menyebut bahwa klub asal Gelsenkirchen itu merupakan klub sepak bola medioker yang sedang menatap jurang degradasi.
Baca juga: Schalke selamat dari degradasi
Secara harfiah, Schalke memang sedang berada di posisi terburuk di strata tertinggi sepak bola Jerman. Mereka kini berada di posisi juru kunci klasemen Liga Jerman, dengan koleksi tiga poin dari delapan pertandingan.
Kemenangan di liga pun sudah lama tidak lagi dinikmati para pemain Schalke. Hampir setahun mereka tidak lagi merasakan kemenangan di Liga Jerman, di mana kemenangan terakhir didapat Schalke pada 17 Januari silam saat memukul Borussia Moenchengladbach dua gol tanpa balas. Total sudah 24 pertandingan liga dilalui Schalke tanpa kemenangan.
Baca juga: Schalke akhiri rentetan kekalahan saat tahan imbang Union Berlin 1-1
"Rasanya sangat menyedihkan setiap kali muncul dan memainkan sepak bola yang buruk. Kami selalu tertinggal selangkah, kami bahkan terlambat saat melakukan tekel dan kami bahkan tidak mendapat satu kartu kuning pun," kata penyerang Mark Uth seperti dikutip Sky setelah kekalahan dari Wolfsburg pekan lalu.
"Saya tidak tahu bagaimana kami dapat memenangi permainan seperti ini. Saya telah cukup berusaha dan saya sangat marah. Saya rasa saya akan menuju ke ruang ganti dan menangis," tambahnya.
Kini lawan terakhir yang mampu mereka kalahkan di liga, Gladbach, akan kembali mereka hadapi pada Sabtu (28/11) ini. Bedanya, saat ini terdapat celah sebesar 11 strip di klasemen yang memisahkan Schalke dengan Gladbach.
Baca juga: Augsburg menang tiga gol tanpa balas di markas Schalke
Baca juga: Haaland tak kaget bisa jebol gawang Schalke
Selanjutnya tim berantakan
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2020