Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 hingga menjelang penghujung akhir Tahun 2020 belum menunjukkan tanda-tanda mereda, baik pada skala global maupun di Indonesia.

Bahkan, tak sedikit laporan media massa di Indonesia yang menulis mengenai "kemarahan" dan "kekesalan" yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka, Senin (30/11/2020).

"Hati-hati, berdasarkan data yang saya terima Tanggal 29 November 2020, kasus aktif, kita sekarang ini meningkat menjadi 13,41 persen, meskipun ini lebih baik dari angka rata-rata dunia, tetapi hati-hati ini lebih tinggi dari rata-rata minggu lalu yang masih 12,78, sekarang 13,41," kata Presiden dalam video yang bisa diakses di berbagai kanal Yotube.

Sementara itu, berdasarkan data Satgas COVID-19 per 29 November 2020, kasus COVID-19 di Indonesia menembus rekor, karena angka kasus konfirmasi positif mencapai 6.267 kasus atau angka tertinggi sejak COVID-19 ditemukan di Indonesia.

Presiden menyoroti tiga daerah dengan kasus tertinggi, yakni Jawa Tengah 2.036 orang, Jakarta 1.431 orang dan Jawa Timur 412 orang.

Seiring dengan itu, selain faktor kesehatan, dampak sosial-ekonomi di dalamnya juga tak terelakkan.

Dampak terpuruknya ekonomi sudah bukan menjadi rahasia bahwa angka orang yang kehilangan pekerjaan pun bertambah.

Kondisi itulah yang di sana-sini menumbuhkan keinginnan membantu sesama, dalam beragam cara dan bentuknya.

Wujud solidaritas itu, bahkan terus diingatkan oleh Presiden Joko Widodo sendiri di berbagai kesempatan, khususnya di saat pandemi COVID-19 saat ini.

"Di masa sulit ini, saya tetap bersyukur bahwa pandemi ini menumbuhkan solidaritas dan kepedulian sosial," demikian cuitan Presiden dalam akun Twitter @jokowi pada 14 Mei 2020 .

"Antartetangga kini saling menjaga, antarkampung saling membantu, dan antaranak bangsa dari berbagai suku, agama, dan kelompok bergerak bersama-sama untuk berbagi kepedulian," katanya.

Tak hanya itu, dalam kaitan menumbuhkan kepedulian sesama itu, Presiden juga mengajak semua elemen bangsa bisa berbelanja pada usaha kecil mikro dan ultramikro.

"Saya mengajak masyarakat untuk peduli dan membantu sesama dengan berbelanja di usaha kecil, mikro, dan ultramikro, serta membeli karya-karya dan produk-produk Indonesia. Dengan begitu, mereka dapat terus berkembang, meski dihadapkan pada tantangan pandemi," cuit Jokowi.
Seorang dhuafa mendapatkan bantuan dalam Gerakan Jumat Berkah Berbagi Nasi Box yang digagas Yayasan At-Tawassuth, di Kampung Sawah, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (FOTO ANTARA/HO-Yayasan At-Tawassuth)

Nasi kotak

Salah satu bentuk dari aksi solidaritas itu, adalah yang dilakukan Yayasan At-Tawassuth, di Kampung Sawah, Desa Bojong, Kecamatan Kemang. Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Wujudnya, membantu kalangan miskin dan tidak mampu dengan menyalurkan bantuan nasi kotak, yang diberi sebutan Gerakan Jumat Berkah Berbagi Nasi Box.

"Secara keseluruhan, lembaga kami hingga pertengahan November 2020 sudah mendistribusikan sebanyak 3.455 nasi kotak," kata Ahmad Fahir, M.Si, selaku penggagas Gerakan Jumat Berkah Berbagi Nasi Box, sekaligus Ketua Yayasan At-Tawassuth.

Selain itu, kata salah satu pendiri Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama Institut Pertanian Bogor (KMNU IPB) itu, juga dilakukan pembagian santunan, perangkat shalat, hingga melaksanakan kurban empat ekor kambing kepada masyarakat pada Idul Adha 1441 Hijriah.

Saat menyemarakkan gebyar Rabiul Awwal alias bulan Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (SAW) 1442 H, Yayasan At-Tawassuth membagikan santunan kepada yatim dan distribusi nasi kotak.

Kegiatan santunan dan pembagian nasi kotak pada yatim dan dhuafa dipusatkan di dua desa, yakni di Desa Mekarsari, Kecamatan Rancabungur dan Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Dalam kesempatan tersebut dibagikan santunan uang kepada 50 orang yatim dan dan mendistribusikan 50 nasi kotak kepada warga dhuafa.

"Barangkali kalau dilihat, konteksnya sangat kecil, yakni desa, namun kami memilih ini, karena di tingkat desa amalan sedekah seperti inilah yang bisa diperbuat bagi kemaslahatan," katanya.

Pihaknya juga melibatkan kaum muda NU Ranting Desa Bojong sebagai sukarelawan pembagian santunan kepada anak yatim dan warga dhuafa di Kampung Setu, RW 12, dan Kampung Sawah RW 06, Desa Bojong, Kecamatan Kemang.


Tolak musibah

Dalam Islam, Allah Subhanahu Wa Ta'ala (SWT) sangat memuliakan orang-orang yang bersedekah.

"Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah," kata Ahmad Fahir mengutip hadits Rasulullah yang diriwayatkan (HR) Imam Baihaqi.

Ia mengatakan Gerakan Jumat Berkah Berbagi Nasi Box itu, selain ikhtiar skala kecil membantu meringankan beban warga dhuafa, juga disebutnya sebagai bentuk munajat sosial.

Malahan, cendekiawan muda NU itu juga menambahkan hadist Nabi Muhammad lainnya, yakni sedekah itu menolak 70 jenis bala atau musibah.

Dalam HR Imam Thabrani dalam "Mu'jamul Kabir" disebutkan bahwa sedekah dapat menolak 70 macam bencana dan yang paling ringan di antara bencana itu adalah wabah penyakit kusta dan lepra.

Baca juga: Keluarga Yoni Surabaya berbagi makan siang gratis di tengah pandemi

Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi saat meresmikan "Kampung Zakat" -- yakni Program Percontohan (Proper) Daerah Binaan -- di Distrik Muaratami, Jayapura, Provinsi Papua, Sabtu (7/11/2020) menyebut keberadaan Program Kampung Zakat bertujuan membangun masyarakat yang mandiri melalui pemrberdayaan masyarakat berbasis dana zakat, infak dan sedekah (ZIS).

Baca juga: Fenomena berbagi kebaikan di tengah pandemi

"Program ini bertujuan memberdayakan potensi ekonomi umat dan ikut mengentaskan kemiskinan sekaligus menjaga dan memelihara esensi ajaran agama yang hakikatnya peduli sesama," katanya.

Baca juga: Ikhtiar berbagi bersama di tengah pandemi COVID-19

Selain bernilai ukhrawi (keakhiratan), di dalam sedekah juga terkandung nilai-nilai sosial karena akan tumbuh saling peduli, bekerja sama atau saling tolong menolong.

Karena itu, di masa pandemi COVID-19, semangat untuk menebarkan gerakan bersedekah, meski di lingkup kecil perlu terus digaungkan.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020