tanaman jagung kami hanya nampak pucuknya saja
Banda Aceh (ANTARA) - Ketinggian banjir di Kabupaten Aceh Utara mencapai 1,5 meter akibat hujan deras sejak dua hari terakhir telah merendam rumah dan lahan pertanian warga dari beberapa kecamatan di daerah tersebut.

"Di dalam rumah warga di desa kami, ketinggian airnya ada yang mencapai 1,5 meter, lahan pertanian juga ikut terendam," kata mantan Keuchik (Kepala desa) Lubok Pusaka Kecamatan Langkahan Jaharuddin, di Aceh Utara, Sabtu.

Jaharuddin mengatakan, banjir di desanya mulai memasuki pemukiman penduduk sejak kemarin sore, Jumat (4/12), sementara puncaknya terjadi sekitar pukul 23.00 WIB.

Bahkan, kata Jaharuddin, sejumlah warga mulai mengungsi ke tempat lebih aman, dan sebagian memilih berlindung ke balai desa serta ke rumah kerabat dan tetangga masing-masing.

"Ada juga warga yang bertahan di rumahnya karena tinggi, lahan pertanian juga ikut terendam, tanaman jagung kami hanya nampak pucuknya saja," ujarnya.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) banjir akibat hujan deras itu sejauh ini sudah merendam enam kecamatan di Aceh Utara.

Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi menyebutkan, wilayah yang terendam banjir di Aceh Utara yakni beberapa desa di Kecamatan Tanah Jambo Aye, Matangkuli, Pirak Timu, Langkahan, Bandar Baro dan Baktiya.

"Untuk jumlah desa dan warga yang terdampak dari beberapa kecamatan tersebut masih kami lakukan pendataan," kata Sunawardi.

Sunawardi menjelaskan, banjir yang melanda sejumlah kawasan di Aceh Utara itu akibat hujan deras sehingga meluapnya air sungai Jambo Aye, Arakundo dan Pirak sekitar pukul 03.00 pagi tadi.

"Kondisi terakhir debit air sungai Jambo Aye, Keureuto dan Pirak penuh dan meningkat, besar kemungkinan kecamatan lain akan terjadi luapan ke perkarangan penduduk," ujar Sunawardi.

Kemudian, lanjut Sunawardi, untuk dampak material baik rumah maupun lahan warga, korban jiwa serta masyarakat yang mengungsi belum diketahui karena masih dilakukan pendataan lapangan.
 

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020