Rehabilitasi kawasan pesisir ini ditujukan untuk memulihkan lingkungan sekaligus membantu perekonomian masyarakat di masa pandemi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyerap ratusan tenaga lokal di pesisir utara Jawa dan Lampung dalam program penanaman 455.000 bibit mangrove yang tersebar di beberapa wilayah seperti Brebes, Karawang, Pesawaran, dan Lampung Timur.

Plt Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (PRL) KKP TB Haeru Rahayu, Selasa, yang akrab disapa Tebe, mengatakan penanaman mangrove ini merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya dari Ditjen PRL yang disandingkan dengan rehabilitasi kawasan pesisir.

"Rehabilitasi kawasan pesisir ini ditujukan untuk memulihkan lingkungan sekaligus membantu perekonomian masyarakat di masa pandemi," ujar Tebe.

Baca juga: Wamen LHK: Realisasi padat karya penanaman mangrove capai 65 persen

Tebe mengajak masyarakat untuk kembali melestarikan mangrove sebagai upaya tercapainya rehabilitasi dan restorasi wilayah pesisir, meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus penyadartahuan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Sementara itu Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang, Syarif Iwan Taruna Alkadrie ,menjelaskan penanaman 455.000 bibit mangrove akan dilakukan pada area seluas 97,93 hektare.

Penanaman tersebut menyerap 390 tenaga lokal dari sembilan kelompok masyarakat penggiat mangrove yang tersebar di beberapa wilayah kerja LPSPL Serang.

Baca juga: Luhut tegaskan program rehabilitasi mangrove terukur dan terintegrasi

"Tak hanya kuantitas, kualitas juga tak kalah pentingnya. Sosialisasi mengenai teknis juga dilakukan sebelum penanaman dimulai dengan menggandeng tenaga ahli mulai dari persiapan hingga penanaman," ucap Iwan.

Program rehabilitasi ini tak berhenti di penanaman saja, tapi akan berlanjut pada pembangunan tracking mangrove sepanjang 726 meter dengan melibatkan empat kelompok penggiat mangrove yang tersebar di masing-masing lokasi tracking mangrove seperti Lampung Timur, Serang, Rembang, dan Pati.

Ia mengemukakan dengan tracking mangrove ini diharapkan kegiatan pariwisata yang lesu kembali bergairah dan dapat menarik pengunjung yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan meringankan ekonomi masyarakat setempat yang terdampak pandemi COVID-19.

Baca juga: Pusat pembibitan mangrove seluas 1 hektare segera dibangun di Mempawah

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020