Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Titi Eko Rahayu mengatakan kementerian ingin mengembalikan pemaknaan Hari Ibu sebagai peringatan semangat perempuan untuk mengambil peran dalam menentang penjajahan sebagaimana tercetus pada Kongres Perempuan I, 22 Desember 1929, di Yogyakarta.

"Khususnya dalam memperjuangkan nasib perempuan saat itu dengan mengangkat beberapa isu kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam pendidikan, kesehatan, dan berpendapat," kata Titi dalam acara bincang media yang diadakan secara virtual dan diikuti dari Jakarta, Jumat.

Wakil Ketua Umum Panitia Nasional Peringatan Hari Ibu 2020 itu mengatakan Peringatan Hari Ibu 2020 juga diselenggarakan untuk memaknai kembali semangat perempuan dalam mengambil peran mengisi pembangunan dan melakukan aksi solidaritas menanggapi pandemi COVID-19.

Peringatan Hari Ibu 2020 yang bertema "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju" akan mengusung kegiatan secara daring maupun luring secara terbatas dan minimalis dengan memperhatikan protokol kesehatan.

"Kegiatan dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang telah ditetapkan pemerintah tanpa mengurangi makna, semangat, dan kekhidmatan acara," tuturnya.

Menurut Titi, Peringatan Hari Ibu 2020 akan menyediakan ruang dan memfasilitasi wirausahawan perempuan yang memiliki produk berorientasi pasar, pelestarian budaya, dan pelindungan lingkungan yang mampu bangkit saat pandemi COVID-19 serta memberikan ruang berbagi pada perempuan inspiratif yang telah melakukan aksi solidaritas selama pandemi COVID-19.

"Peringatan Hari Ibu 2020 akan melibatkan seluruh komponen bangsa, pemerintah, organisasi perempuan, media massa, dunia usaha, lembaga masyarakat, dan kaum milenial," katanya.

Sejumlah acara telah dipersiapkan sebagai rangkaian Peringatan Hari Ibu 2020, antara lain seminar daring yang mengangkat isu pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, kesehatan, sosial, pendidikan, politik, dan pengambilan keputusan serta pemaknaan kembali Hari Ibu kepada masyarakat, terutama generasi milenial.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga akan mengadakan pelatihan kepemimpinan perempuan di desa dan kewirausahaan, termasuk kepada perempuan penyintas bencana.

"Juga akan ada bantuan sosial kepada pelaku pejuang kemerdekaan dan pembela kemerdekaan berupa kursi roda, kacamata baca, dan kebutuhan spesifik perempuan," ujar Titi.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga akan memilih Duta Perempuan dan Anak di Daerah sebagai penyuara isu perempuan dan anak di seluruh provinsi.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020