dua personel Polresta Pontianak mendapatkan perlakuan berupa serangan dan penganiayaan
Pontianak (ANTARA) - Jajaran Polda Kalimantan Barat (Kalbar) menangkap seorang pemuda berinsial RDS (21), warga Jalan Tanjung Raya II, Kecamatan Pontianak Timur karena menyerang petugas kepolisian yang berusaha membubarkan kerumunan aksi 1812 di Pontianak.

"Pada saat petugas kepolisian membubarkan massa aksi Jumat (18/12) kemarin, dua personel Polresta Pontianak mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan, berupa serangan dan penganiayaan," kata Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Donny Charles Go, di Pontianak, Sabtu.

Dia menjelaskan, dua anggota kepolisian menjadi korban penganiayaan dari massa aksi unjuk rasa 1812 di Pontianak pada saat mencoba membubarkan kerumunan tersebut, dan keduanya saat ini menjalani rawat inap di Rumah Sakit Bhayangkara.

Donny menambahkan, kronologis, berawal massa aksi melakukan pembakaran ban di ruas jalan di daerah Pontianak Timur, tepatnya di persimpangan Jalan Tanjung Raya.

“Karena aksi tersebut menyebabkan hambatan arus lalu lintas dan dapat menjadi sarana provokasi, maka petugas yang pada saat itu tidak jauh dari lokasi melakukan upaya pemadaman dan pembubaran massa," ujarnya.
Baca juga: Satu polisi terkena sabetan samurai saat bubarkan demo 1812


Namun, ia melanjutkan, saat petugas berupaya untuk memadamkan api tersebut, tiba-tiba mendapatkan serangan berupa pukulan, tendangan hingga pemukulan dengan benda tumpul. "Kondisi korban terdapat luka memar pada beberapa bagian tubuh," kata Donny.

"Saat ini pelaku pemukulan dan penganiayaan tersebut sudah diamankan petugas Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalbar atau pada malam harinya atau tidak lama setelah kejadian itu," katanya pula.

Ia mengatakan, saat ini pelaku masih dalam pemeriksaan petugas dan dilakukan pengembangan. Pelaku terancam dikenakan Pasal 170 KUHP subpasal 351 KUHP.
Baca juga: Polisi amankan satu mobil komando massa demo 1812
Baca juga: Wagub DKI sarankan pendukung Rizieq tempuh jalur hukum

Pewarta: Andilala
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020