Jangka panjangnya pada segi mitigasi, sedangkan jangka pendeknya adalah langkah taktis
Pamekasan (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta penanganan banjir di Kabupaten Pamekasan dilakukan integratif dan sistematis melalui perencanaan jangka panjang dan jangka pendek.

"Jangka panjangnya tentu pada segi mitigasi, sedangkan jangka pendeknya adalah langkah taktis yang salah satunya bisa dengan melakukan pengerukan aliran sungai," kata Khofifah saat meninjau lokasi banjir di Kelurahan Patemon, Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, Sabtu.

Gubernur meninjau langsung lokasi banjir di Pamekasan didampingi Kepala Dinas Sosial Pemprov Jatim Alwi dengan menggunakan perahu karet milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga: Banjir genangi lima kelurahan dan tiga desa di Pamekasan

Langkah taktis lain yang perlu segera dilakukan, menurut dia, memperbaiki tanggul sungai yang rusak dan jebol.

Anggaran bisa dialokasikan melalui Dinas Pekerjaan Umum atau dengan menggunakan dana cadangan bencana alam di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau Dinas Sosial setempat.

"Dinas PUPR hendaknya bisa segera bertemu dengan bupati, agar tanggul yang rusak dan jebol ini segera diperbaiki, termasuk juga melakukan pengerukan aliran sungai," kata mantan Mensos itu.

Baca juga: Warga terdampak banjir di Pamekasan capai 1.600 KK

Menurut Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, tanggul penahan banjir yang jebol itu di Kelurahan Gladak Anyar, Kecamatan Kota Pamekasan.

"Tanggul di Gladak Anyar ini merupakan satu dari lima titik tanggul jebol, hingga menyebabkan luapan air sungai ini membanjiri perumahan warga seperti saat ini," kata Baddrut.

Sebelumnya pada Jumat (18/12) malam Bupati Baddrut Tamam bersama Komandan Kodim 0826 Pamekasan Letkol Inf Tejo Bhaskoro meninjau langsung ke lima titik tanggul jebol yang menjadi penyebab air sungai meluap itu.

Baca juga: Banjir putuskan dua jembatan di Pamekasan

Banjir yang melanda Kota Pamekasan mulai Jumat (18/12) sekitar 20.00 WIB dan hingga Sabtu (19/12) siang masih berlangsung ini semakin meluas, dan genangan semakin tinggi.

Pada Jumat (18/12) malam genangan air akibat luapan sungai di kota itu, baru di tiga kelurahan dan dua desa, yakni Kelurahan Gladak Anyar, Jungcangcang, Kelurahan Patemon, Desa Laden dan Desa Nyalabu dengan ketinggian genangan antara 20 cm hingga 60 cm. Namun di sebagian titik sudah ada yang mencapai 1 meter lebih.

Lokasi terparah di Jalan Sinhaji Kelurahan Jungcangcang, yaitu lokasi yang paling dekat dengan aliran sungai.

Baca juga: BPBD: Banjir di Pamekasan rendam 9 desa/kelurahan

Namun pada Sabtu banjir semakin meluas ke lima kelurahan dan tiga desa, dan genangan di rumah-rumah warga semakin tinggi, yakni antara 1 meter hingga 1,5 meter, bahkan di lokasi tertentu yang dekat aliran sungai ketinggian genangan banjir mencapai 2 meter.

Sebanyak dua buah perahu karet dioperasikan guna mengevakuasi warga korban banjir yang terjebak di dalam rumahnya.

Sementara itu, Pemkab Pamekasan juga mulai menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada para korban banjir berupa nasi bungkus dan melibatkan para relawan dari Forum Relawan Penanggulangan Bencana, aktivis pramuka dan mahasiswa pecinta alam setempat.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Pamekasan bertambah 25 orang

 

Pewarta: Abd Aziz
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020