Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat,  Zulkieflimansyah bersama istri Niken Saptarini Widyawati didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi NTB mengadakan rangkaian kunjungan kerja silaturrahmi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pemerintah Provinsi Bali.

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan kunjungannya bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus tertarik untuk belajar dan mereplikasi kondisi kerukunan, persaudaraan dan semangat kekeluargaan antar masyarakat dan umat beragama yang terjalin harmonis dan sejuk di Bali. Terlebih lagi, tahun 2021, NTB akan menjadi tuan rumah banyak acara bertaraf internasional.

"Kalau tidak aral melintang, tahun depan di NTB akan ada banyak acarainternasional. Pada bulan Oktober, ada event MotoGP, yang penontonnya saja di perkirakan akan ada 160-200 ribu orang," ujarnya dalam keterangan tertulis diterima wartawan di Mataram, Minggu.

Menurut Gubernur NTB, kalau ini tidak disiapkan dan dikelola dengan baik, mulai dari SDM, infrastruktur hingga pelibatan seluruh unsur, dikhawatirkan bisa menimbulkan "conflick intention". Karena itu, pihaknya ingin belajar banyak dari FKUB Bali, bagaimana mengharmoniskan, mendinamiskan, dalam pelibatan semua unsur yang ada sehingga kerukunan tetap terjaga dengan baik.

"Terlebih FKUB Bali memiliki banyak pengalaman terkait hal ini," katanya.

Sementara itu, Ketua Majelis Utama Desa Pakraman Provinsi Bali, yang juga Ketua Umum Asosiasi Forum Kerukunan Ummat Beragama (FKUB) Indonesia, Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet, mengaku bangga kemajuan NTB di bawah pemerintahan Gubernur Zulkieflimansyah dan Wagub NTB, Sitti Rohmi Djalilah yang mengalami kemajuan sangat cepat. Bahkan dengan kemajuan NTB saat ini tentu tidak sedikit pihak atau daerah yang merasa disalip oleh NTB.

Terkait dengan resep kerukunan beragama di Bali, Ketua FKUB Bali menjelaskan dari sisi keanggotaan FKUB di Bali sedikit berbeda dengan FKUB yang ada di provinsi lainnya. Jika FKUB di provinsi lainnya, beranggotakan dari semua majelis agama yang ada, maka di Bali keanggotaan FKUB terdiri dari semua majelis agama yang ada, ditambah Majelis Adat Desa Pekraman.

Di Bali terdapat lebih dari 1.963 lembaga desa adat pekraman, yang menaungi dan membina unsur-unsur desa ada, antara lain pecalang, pemuda, pelestarian dan pengembangan budaya dan kearifan lokal dan unsur lainnya. Unsur unsur tersebut selalu dilibatkan untuk ikut mensukseskan event-event international yang berlangsung di Bali.

"Jadi, FKUB memiliki perang penting dalam mewujudkan kesuksesan pembangunan dan keharmonisan masyarakat, tanpa melihat religi atau latarbelakang agamanya," ucapnya.

Konsep kearifan lokal yang dijadikan landasan, kata Ida Penglingsir adalah konsep Menyamabraya, yakni memandang semua umat agama atau masyarakat sebagai saudara atau keluarga yang harus dihargai, dilindungi dan dilibatkan dalam pembangunan dan sosial kemasyarakatan tanpa melihat latar belakang agamanya.

Ia menegaskan prinsip hidup bersama sebagai anugerah. Sehingga merawat kerukunan adalah keniscayaan.

"Oleh karena itu, semua hal dan ungkapan yang baik tentang kerukunan, harus terus menerus digaungkan, dibicarakan dan dibudayakan secara masif ditengah kehidupan masyarakat," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020