Sejak berprofesi sebagai sopir, Ahmad Sahroni selalu bermimpi untuk menjadi orang yang lebih sukses.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengklarifikasi terkait dengan baliho bertuliskan "mimpi jadi presiden" tidak ada maksud politis, tetapi hanya mengajak anak muda untuk berani bermimpi.

"Mengenai baliho jadi presiden di Palembang, itu memang inisiatif panitia anak muda setempat untuk menyambut kedatangan saya ketika saya kunjungan kerja ke sana minggu lalu," kata Sahroni dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Sahroni mengatakan hal itu terkait dengan munculnya baliho bergambar Sahroni bertuliskan "Ahmad Sahroni, mimpi jadi presiden: Mumpung mimpi masih gratis, ngga bayar" di Palembang, Sumatera Selatan.

Sahroni menjelaskan bahwa kutipan dalam baliho tersebut merupakan trademark dirinya yang selalu disampaikannya dalam setiap seminar maupun wawancara bahwa dirinya memang selalu bermimpi untuk jadi orang yang lebih sukses.

Sejak dia masih berprofesi sebagai sopir, selalu bermimpi untuk menjadi orang yang lebih sukses.

Baca juga: Sahroni kritik pernyataan Ridwan Kamil salahkan Menko Polhukam

"Dari saya masih gembel, dari jadi sopir, saya emang selalu bermimpi jadi orang yang lebih sukses. Ya, sekarang 'kan alhamdulillah saat ini saya sudah sukses, jadi kalau ditanya pada saat ini mimpinya apa, ya, saya ingin jadi presiden," ujarnya.

Sahroni juga menegaskan bahwa baliho tersebut tidak mengandung maksud politik apa pun. Namun, justru merupakan bentuk dorongan pada para pemuda untuk berani bermimpi seperti dirinya.

Politikus Partai NasDem itu mengaku hanya ingin memotivasi anak-anak muda untuk bermimpi setinggi-tingginya dan dirinya memberikan contoh bahwa orang yang dahulunya miskin gembel, seperti dirinya, punya hak untuk mau bermimpi.

"Saya sudah diskusi dengan pihak panitia yang membuat (baliho), ini memang tidak ada maksud politik apa-apa, bisa diperhatikan balihonya hanya foto saya, tidak ada atribut partai. Karena ini emang tujuannya untuk memotivasi anak muda untuk bermimpi setinggi-tingginya," katanya.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi III DPR tegaskan kawal kasus MRS diproses terbuka

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020