Saya menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas Timur Tengah merupakan persyaratan bagi pemulihan global,
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Turki di Jakarta, Selasa, meneken nota kesepahaman (MoU) kerja sama peningkatan kapasitas diplomatik, sebagai salah satu langkah memperkuat hubungan diplomatik dua negara yang telah terpelihara selama 70 tahun.

Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu setelah keduanya menghadiri pertemuan bilateral di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, hari ini.

"Nota kesepahaman ini akan semakin memperkuat kemitraan kita dan membangun kapasitas diplomatik kedua negara," kata Retno Marsudi saat jumpa pers bersama Menlu Turki.

Dalam kesempatan yang sama, Çavuşoğlu menambahkan kemitraan itu akan mempererat hubungan kementerian luar negeri Indonesia dan Turki, mengingat nota kesepahaman itu jadi dasar dua lembaga untuk membuat program pertukaran diplomat dan menggelar pelatihan.

Baca juga: Turki jadi pilihan menarik turis Indonesia selama pandemi
Baca juga: UMKM Indonesia gencarkan promosi produk di Turki


Upacara penandatanganan MoU itu merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Çavuşoğlu di Indonesia. Kunjungan itu merupakan lawatan pertama yang dilakukan menteri luar negeri Turki ke Indonesia dalam 15 tahun terakhir. Usai menghadiri pertemuan di Kementerian Luar Negeri RI, Çavuşoğlu akan melakukan kunjungan kehormatan menemui Presiden RI Joko Widodo.

Dalam pertemuan antarmenteri luar negeri, Retno dan Çavuşoğlu membahas berbagai isu bilateral, regional, dan dunia. Terkait kerja sama bilateral, dua negara sepakat untuk melanjutkan perundingan kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia dan Turki (IT-CEPA) pada 2021.

"IT-CEPA berpotensi meningkatkan perdagangan bilateral Indonesia-Turki. Ini juga akan menunjukkan komitmen kita terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan bebas; dan upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi," terang Retno.

Di samping IT-CEPA, dua negara juga membahas peluang kerja sama di beberapa bidang, di antaranya perkapalan, infrastruktur, investasi, pertanian, industri pertahanan, teknologi, farmasi, dan teknologi medis.

"Setelah pertemuan virtual antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia dengan Menteri Perdagangan Turki bulan Juli lalu, kita telah melihat besarnya minat perusahaan konstruksi Turki untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya pada proyek jalan tol dan bendungan," terang Retno.

Pernyataan itu diperkuat oleh Çavuşoğlu yang mengatakan investor Turki masih menunjukkan ketertarikannya untuk menanamkan modal di Indonesia, meskipun di tengah situasi pandemi COVID-19. Menurut Çavuşoğlu, penguatan kerja sama di bidang dagang dan investasi diperlukan oleh dua negara sehingga target meningkatkan total nilai dagang dari 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp21,2 triliun) menjadi 10 miliar dolar AS (sekitar Rp141,45 triliun) dapat tercapai.

Sementara itu, untuk isu di kawasan, dua negara juga membahas situasi di Timur Tengah, termasuk di antaranya isu Palestina. "Saya menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas Timur Tengah merupakan persyaratan bagi pemulihan global," ujar menlu RI.

Baca juga: Indonesia, Turki lanjutkan perundingan kerja sama ekonomi komprehensif
Baca juga: Menlu Turki kunjungi Indonesia, bahas kunjungan balasan Erdogan

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020