Jakarta (ANTARA) - Perancang Wignyo Rahadi menampilkan koleksi batik Jambi di Candi Muaro Jambi, situs purbakala terluas di Asia Tenggara dengan 3981 hektar yang diperkirakan berasal dari abad ke-7 Masehi dan diyakini sebagai salah satu pusat pengembangan agama Buddha di masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Tempat wisata bersejarah itu jadi lokasi peragaan busana virtual yang tayang di Webinar Wastra dan Kopi Jambi untuk Dunia, kolaborasi antara Wignyo bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Wignyo memakai material batik Jambi dari Rumah Batik Azimah dan Batik Jambi Maryana, binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi.

Baca juga: "Batik" Afrika disulap jadi karya seni

"Saya membuatnya jadi koleksi busana berupa varian dress, rok dan celana panjang yang dipadu cape dan outer dengan menonjolkan keindahan motif Batik Jambi, serta aksentuasi layer dan ornamen obi untuk menciptakan kesan dinamis," kata Wignyo dalam keterangan resmi, Jumat.
 
Peragaan busana virtual batik Jambi dari Wignyo Rahadi di Candi Muaro Jambi. (ANTARA/HO)


Ia mengatakan, Jambi merupakan salah satu kota penting dalam sejarah batik di Nusantara. Batik Jambi dikenal memiliki corak dan warna dengan ciri khas tersendiri. Kain batik dibawa dan diperkenalkan pertama kali di Jambi oleh Haji Muhibat yang berasal dari Jawa Tengah, pada tahun 1875. Pada masa itu, batik hanya dipakai sebagai pakaian adat oleh kaum bangsawan dan raja Melayu Jambi. Seiring berjalannya waktu, batik Jambi dikenakan oleh masyarakat luas.

Baca juga: Panduan memakai batik yang modis dan modern

Ragam hias Batik Jambi dipengaruhi oleh budaya India, China, dan Persia. Corak Batik Jambi diambil dari ukiran rumah adat dan alam sekitar, termasuk flora dan fauna. Pengaruh Islam terlihat pada ragam hias kaligrafi dan ornamen non figuratif, pengaruh India terlihat pada motif patola, dan pengaruh China terlihat pada bagian tumpal atau pinggiran kain batik.

Motif Batik Jambi yang terkenal antara lain Tampuk Manggis, Kapal Sanggat, Durian Pecah, Merak Ngeram, Angso Duo, Kuao Berhias, Riang-riang, Batanghari, Bungo Kaco Piring, Daun Keladi, Cendawan, Bunga Melati, Bunga Kopi, Kepak Lepas, Bungo Pauh, Keris Siginjai, dan Bungo Duren.

Batik Jambi didominasi oleh warna cenderung gelap seperti merah kecokelatan, kuning kemerahan, dan biru hasil pewarnaan alami yang memanfaatkan tumbuh-tumbuhan seperti kayu sepang, ramelang, lambato dan nilo.

Baca juga: Batik, "sustainable fashion" hadir di Fashionlink x #BLCKVNUE JFW 2021

Baca juga: Mendorong batik jadi identitas industri fesyen Indonesia

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020