Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologi untuk memanfaatkan sampah menjadi energi
Jakarta (ANTARA) - Penanganan dan pengelolaan serta pemanfaatan sampah di Indonesia masih terus menjadi permasalahan krusial yang membutuhkan peran dari berbagai pihak.

Untuk itu dibutuhkan pola penanganan yang simultan melalui program jangka panjang yang komprehensif dan inovatif untuk mengurai problematika sampah yang cukup kompleks.

"Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan mengembangkan teknologi untuk memanfaatkan sampah menjadi energi demi memaksimalkan kinerja perusahaan dan juga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar," kata Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Hendi Prio Santoso dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Komitmen terapkan anti korupsi, SIG raih sertifikasi ISO 37001:2016

Menurut Hendi, didorong oleh visi perusahaan dan sustainability strategy yang dimiliki, perusahaan lebih fokus pada circular economy business sebagai keunggulan kompetitif.

Salah satunya yaitu melalui upaya pemanfaatan energi alternatif untuk bahan bakar, sebagai bagian dari dukungan nyata perusahaan terhadap langkah pemerintah dalam mengurangi penggunaan batubara.

"Kami ingin memberikan solusi jangka panjang dalam mengatasi persoalan sampah domestik yang dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan juga masyarakat luas," kata Hendi.

Ia menjelaskan, semua pabrik SIG kini tanpa terkecuali telah menggunakan biomassa sebagai bahan bakar alternatif.

Di pabrik Solusi Bangun Andalas (Aceh), Semen Padang (Sumatera Barat), dan Semen Tonasa (Sulawesi Selatan), misalnya, bahan bakar alternatif yang dipakai berasal dari sekam padi dan serbuk gergaji.

Sedangkan sejak 2008 lalu, seluruh operasional di pabrik Tuban, Jawa Timur, juga telah menggunakan bahan bakar biomassa dari sekam padi, sabut kelapa, limbah tembakau, dan juga biji jagung.

Semua limbah pertanian itu didapat dari sejumlah kabupaten di Jawa Timur, antara lain Tuban, Lamongan, Bojonegoro, dan Banyuwangi.

Tahun 2020, setiap bulan pabrik di Tuban menerima kiriman sekam padi sebanyak 2.553 ton, cocopeat sebanyak 244 ton, limbah tembakau 244 ton, serta kertas reject sebanyak 90 ton, semuanya untuk sumber bahan bakar alternatif.

Baca juga: SIG bukukan laba Rp1,54 triliun meski pendapatan turun

RDF diproses melalui metode biodrying, untuk dijadikan energi terbarukan dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. ANTARA/Dokumen SIG
Sampah perkotaan

Sedangkan untuk pabrik milik PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang merupakan salah satu anak usaha perusahaan, telah memanfaatkan sampah perkotaan (municipal solid waste/MSW) sebagai bahan bakar alternatif dalam pembuatan semen lewat fasilitas tempat pengelolaan sampah terpadu refused derived fuel (TPS RDF) yang dibangun di daerah Tritih Lor, Jeruklegi, Kabupaten Cilacap.

Fasilitas tersebut telah diresmikan pada Juli 2020 dan merupakan fasilitas pengolahan sampah domestik terpadu pertama di Indonesia.

Fasilitas ini dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap (dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup/DLH) yang bekerja sama dengan Pemerintah Kerajaan Denmark, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, serta mendapat dukungan dari Kementerian LHK dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Dalam proyek jangka panjang ini, SBI ditunjuk sebagai operator dan bertanggung jawab mempersiapkan sumber daya manusia melalui berbagai pelatihan, serta offtaker produk RDF," papar Hendi.

Fasilitas pemanfaatan sampah perkotaan di TPA Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, dibangun di atas lahan seluas 1 hektare dan mampu mengolah limbah sampah domestik sebesar 120 ton per hari yang dapat menghasilkan 60 ton RDF per hari, yang mampu menggantikan 40 ton batubara per hari.

RDF merupakan hasil dari sampah domestik yang diolah dengan metode biodrying untuk dijadikan energi terbarukan dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Pemanfaatan sampah tersebut mampu menyubstitusi penggunaan batubara menjadi bahan bakar hingga 3 persen substitusi energi panas (thermal substitution rate/TSR).

Pada akhir September 2020, SBI telah menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta dan PT Unilever Indonesia dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah domestik di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menjadi bahan bakar alternatif berupa RDF.

Kerja sama tersebut dilaksanakan pada zona tertentu di TPST Bantargebang yang telah berusia lebih dari 10 tahun.

Proses mengubah sampah menjadi bahan bakar meliputi penggalian dan pengayakan, lalu dikirim ke lokasi Pabrik SBI di Narogong, Jawa Barat untuk dicacah, dan melalui proses pengurangan kadar kelembaban dengan campuran material lain guna menghasilkan RDF yang memenuhi standar kualitas alternatif bahan bakar untuk pabrik semen.

Produk RDF yang akan dihasilkan dari proyek awal ini minimum 1.000 ton/bulan, dimana 80-90 persennya terdiri atas sampah plastik yang akan dimanfaatkan oleh SBI sebagai sumber energi alternatif.

"Semoga inovasi teknologi yang dilakukan SIG ini selanjutnya bisa menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sehingga dapat mengurangi ketergantungan pengelolaan sampah kota/kabupaten kepada tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah yang sampai saat ini keberadaannya selalu menjadi masalah, baik lingkungan maupun sosial," ujar Hendi.

Baca juga: SIG pasok semen sebanyak 1 juta ton untuk Tol Trans Sumatera

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021