Painan, (ANTARA) - Extra crew di pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 182, Fadly Satrianto, rute Jakarta-Pontianak yang hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB berencana menikah dan telah bertunangan.

"Kami terpukul dengan musibah ini, apalagi Fadly Satrianto telah bertunangan dengan seorang dokter, dan akan segera menikah," kata keluarga korban dari pihak ayah, Mak Itam yang dihubungi di Painan, Ahad.

ibunda dari seorang ekstra kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Fadly Satrianto (kanan) sebelum datang ke Mapolda Jatim untuk memberikan sampel DNA, Surabaya, Minggu (10/1/2021). ANTARA/Didik Suhartono/aa.
  Ia menambahkan sesuai jadwal yang direncanakan, sebenarnya Fadly telah melangsungkan pernikahan dengan pujaan hatinya yang berprofesi sebagai dokter, namun karena mewabahnya COVID-19 akhirnya kegiatan sakral tersebut diundur.

Fadly yang juga kopilot di maskapai Sriwijaya Air, selepas dari bangku sekolah menengah atas tidak langsung mengikuti sekolah pilot seperti pilot dan kopilot lainnya.

Baca juga: Wako Pontianak ucapkan belasungkawa pada keluarga korban pesawat jatuh

Baca juga: Doa Erick kepada penumpang dan awak Pesawat SJ 182


"Fadly awalnya sempat mengenyam pendidikan di sebuah universitas, namun akhirnya tertarik mengikuti sekolah pilot," ungkapnya.

Ia mengungkap Fadly Satrianto merupakan anak dari pamannya yang bernama Sumarzen Marzuki yang juga merupakan Ketua Gebu Minang Jawa Timur masa bakti 2019-2024.

"Keluarga besar kami bermukim di Pasar Batang Kapas, Kecamatan Batang Kapas, dan paman kami, Sumarzen telah lama merantau, namun pada beberapa kesempatan juga kerap pulang ke kampung halaman," ungkapnya.

Sementara itu, tim penyelam dari Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI Angkatan Laut menemukan bagian tubuh diduga korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu.

Pewarta Antara yang mengikuti proses evakuasi, Ahad, sekitar pukul 09.40 WIB, melaporkan organ tubuh itu diangkat dari bawah air dengan kedalaman 17-20 meter.

Bagian tubuh itu telah tercampur dengan beberapa potongan puing pesawat yang terus diangkat dari bawah air.

"Masih banyak potongan di bawah air," kata Dankima Satkopaska Koarmada I, Mayor Laut (P) Edy Tirtayasa saat mengangkat potongan puing dari bawah air.

Edi mengatakan Satkopaska menurunkan empat tim untuk membantu pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu.*

Baca juga: Sriwijaya Air jatuh, Bandara Soetta dan Supadio buka Crisis Center

Baca juga: TIM DVI Polda Kalbar ambil 10 sampel DNA keluarga korban Sriwijaya Air


Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021