Jakarta (ANTARA) - Ganda putra Inggris Ben Lane/Sean Vendy menilai kekalahan mereka dari wakil Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di perempat final Thailand Open 2021, Jumat, karena tak bisa keluar dari tekanan permainan sejak awal gim.

"Ini bukan permainan terbaik kami. Kami bermain di bawah tekanan mereka, dan saya rasa kami memulai (pertandingan) tidak terlalu baik. Di awal kami membuat 11 kesalahan, itu awalan yang buruk. Dari situ bisa digambarkan bagaimana pertandingan berjalan selanjutnya," kata Sean menceritakan pertandingannya, yang dimuat di laman resmi BWF.

Dalam pertandingan babak delapan besar yang berlangsung di Impact Arena Bangkok, Thailand, Jumat, ganda putra berjuluk The Daddies menyudahi perlawanan Ben/Sean hanya dalam waktu 29 menit.

Baca juga: The Daddies atasi ganda putra Inggris, ke semifinal Thailand Open
Baca juga: Tersisa hanya tiga wakil Indonesia di perempat final Thailand Open


Di babak pertama, Hendra/Ahsan langsung memanaskan mesin dan memberikan tekanan tanpa henti kepada Ben/Sean. Pasangan unggulan kedua itu pun sukses meninggalkan lawannya tanpa menghadapi serangan balasan yang berarti.

Masuk gim kedua, Ben/Sean sempat mengubah pola permainan dan membuat Hendra/Ahsan kewalahan di interval pertama. Kedua pasangan terlibat adu serang dan kejar-mengejar skor hingga kedudukan imbang 8-8.

Namun Hendra/Ahsan yang lebih senior mampu mengatasi tekanan dan mengendalikan ritme pertandingan sebelum interval pertama usai. Lepas interval awal, The Daddies terus mencetak keunggulan dan memastikan kemenangan dengan "straight games".

"Jelas kami tidak dalam ritme yang bagus hari ini. Mereka membuat kami kesulitan masuk ke ritme permainan yang kami inginkan, mereka memainkan reli pendek dan permainan mereka mengesankan. Sulit bagi kami bisa bermain sesuai harapan," pungkasnya menceritakan.

Baca juga: Sai Preneeth positif COVID-19, ditarik dari Thailand Open
Baca juga: Shesar kalah, wakil tunggal putra Indonesia di Thailand Open II habis

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021