Pontianak (ANTARA) - Sejumlah komunitas dan pecinta alam se-Kalimantan Barat membentuk Posko Kemanusiaan dan mendistribusikan bantuan berupa sembako dan pakaian serta buku bacaan pada beberapa titik wilayah di Kalbar yang jadi korban banjir dan longsor.

"Kami telah menyalurkan bantuan ke beberapa daerah di Kalbar yang terdampak COVID-19, diantaranya Kabupaten Bengkayang wilayah pesisir dan kepulauan, Kabupaten Sambas Kecamatan Sejangkung dan Kabupaten Kubu Raya Kecamatan Kuala Mandor B Desa Kuala Mandor A, pada Sabtu kemarin," kata Koordinator Lapangan Posko Kemanusiaan Kalbar, Muhammad Khairul Fikri by di Pontianak, Ahad.

Dia menjelaskan bantuan yang disalurkan tersebut didapat dari sumbangan yang dikumpulkan dari hasil penggalangan dana, pakaian dan buku bacaan yang dilakukan pecinta alam dan berbagai komunitas yang tergabung.

"Ada yang menggalang dana di beberapa perempatan lampu merah, ada juga yang mengamen di ibu kota serta penggalangan dana di beberapa kabupaten termasuk Sanggau, Sekadau dan Ketapang," katanya.

Baca juga: Bantuan dari asosiasi untuk bencana banjir di Bengkayang mengalir

Baca juga: BNPB: 720 jiwa mengungsi akibat banjir di Melawi Kalbar


Ia mengatakan masyarakat di Kota Pontianak dan sekitarnya memiliki kepedulian yang cukup tinggi dengan menyisihkan rejeki kepada warga yang membutuhkan dan terdampak bencana. Penggalangan dimulai pada 18 Januari 2021.

"ini dibentuk karena kepedulian para pecinta Alam dan Komunitas dengan kondisi bencana yang menimpa di beberapa wilayah Kalbar. Ada yang terdampak karena gelombang laut, ada juga yang terdampak curah hujan tinggi," tuturnya.

Ketua Mapala Enggang Gading IAIN Pontianak itu menjelaskan atas dasar itulah beberapa perwakilan ingin bergerak secara bersama dan terkoordinir pada beberapa titik dan dipusatkan di kampus IAIN Pontianak sebagai markas Posko Kemanusiaan.

"Salut buat semangat kawan-kawan siang dan malam melakukan penggalangan dana juga buat para donatur baik yang berpartisipasi pada saat posko kemanusiaan bergerak maupun yang datang langsung ke posko mengantarkan donasi maupun sumbangan dalam bentuk barang. Semoga dengan berbagi ini kita bisa meringankan beban saudara kita yang terdampak musibah," tuturnya.

Di tempat yang sama, Della Angel selaku bendahara menambahkan setiap hari dirinya harus mengupdate informasi donasi yang terkumpul, kemudian sebelum didistribusikan dirinya harus membelanjakan uang yang terkumpul.

"Tentu yang utama kita siapkan adalah kebutuhan pokok berupa sembako," katanya.

Sementara itu, Ketua DPD Forum Mountain Indonesia Kalbar, Baruni menilai empati yang dirasakan oleh berbagai elemen pecinta alam dan komunitas yang melebur dalam Posko Kemanusiaan di IAIN Pontianak ini merupakan kepedulian terhadap dampak bencana alam yang terjadi hampir secara serentak.

Alumni Universitas Muhammadiyah ini menilai sudah saatnya kepedulian terhadap lingkungan harus diperhatikan dan dilakukan mulai dari diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Di sisi lain, ia menginginkan beberapa titik di kawasan yang terpapar bencana mesti dilakukan pembinaan untuk membangun kawasan early warning system (EWS) atau peringatan dini terhadap bencana.

"Ada beberapa jenis bencana alam yang sering terjadi di Kalimantan Barat, seperti kebakaran hutan dan lahan untuk kawasan gambut, banjir, gelombang tinggi di kawasan pesisir, angina kencang maupun longsor," katanya.

Jika EWS sudah kita bangun pada komunitas-komunitas yang ada di wilayah terpapar rencana, selanjutnya mesti dilakukan pemetaan hingga rencana tindakan yang akan dilakukan.

"Komunitas EWS ini nantinya yang menjadi pusat informasi terhadap bencana yang terjadi, kemudian dari pembekalan yang dimiliki, tindakan yang akan dilakukan sudah diinventarisir," tuturnya.

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan saat dikonfirmasi terkait aksi ini mengapresiasi gerakan yang dilakukan para pecinta alam dan komunitas terhadap korban terdampak bencana.

"Kita mengapresiasi penggalangan yang dilakukan, terlebih penggalangan ini dilakukan oleh para pemuda dan mahasiswa. Kepong bakol bersama-sama menghimpun donasi dan mendistribusikannya. Kalau semua bergerak bersama kerjaan yang berat pun jadi mudah," tutur Muda.*

Baca juga: Beberapa desa di Kalbar dilanda banjir dan longsor

Baca juga: Bencana asap karhutla, karyawan PLN Kalbar bagikan 10.000 masker

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021