Lebak (ANTARA) - Masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten korban pergerakan tanah (soil liquefaction) mendambakan relokasi ke tempat yang aman dari ancaman bencana alam.

"Kami tinggal di sini takut rumah roboh karena sudah retak-retak," kata Marsudi (45), seorang warga Jampang Desa Sidomanik Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak, Senin.

Masyarakat yang kini masih bertahan di Kampung Jampang Kabupaten Lebak sebanyak 41 kepala keluarga (KK) dan mereka belum direlokasi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak.

Mereka warga setempat yang sudah direlokasi ke tempat yang lebih aman sebanyak 76 KK.

Baca juga: 41 rumah di Lebak rusak berat akibat pergerakan tanah

Baca juga: BPBD Lebak belum cabut tanggap darurat pergerakan tanah


Karena itu, sebanyak 41 KK sangat mendambakan direlokasi, terlebih curah hujan cukup tinggi.

"Kami khawatir cuaca buruk itu melukai keluarga hingga menimbulkan kondisi rumah roboh," kata Marsudi.

Begitu juga warga lainnya, Ade (65) mengaku bahwa dirinya bersama keluarga mendambakan relokasi karena kondisi rumah rusak berat dan dikhawatirkan roboh.

Apalagi, curah hujan cukup tinggi juga belum lama ini delapan rumah roboh setelah dilanda cuaca buruk tersebut.

Beruntung, kata dia, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka, sebab mereka menginap di rumah kerabat maupun anak yang lokasi aman dari bencana alam.

"Kami sekarang terkadang bersama warga begadang dan berada di luar rumah jika hujan lebat pada malam hari guna menghindari korban jiwa maupun luka-luka," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Plh. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan pemerintah daerah tahun ini dapat merealisasikan relokasi bagi masyarakat yang lokasinya terdampak bencana pergerakan tanah.

Namun, pihaknya meminta warga bersabar karena pengajuan dana stimulan sudah di tangan Bupati Lebak Iti Octavia.

Kemungkinan besar dana stimulan tersebut bisa dicairkan untuk pembangunan rumah di relokasi yang tidak jauh dengan Kampung Jampang Kecamatan Cimarga.

Dana stimulan itu, kata dia, minimal Rp10 juta sampai Rp25 juta guna meringankan beban ekonomi mereka.

"Kami berharap warga bersabar dan bisa direlokasi ke tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam," katanya.*

Baca juga: Warga korban pergerakan tanah diminta bangun rumah tahan gempa

Baca juga: BPBD Lebak tetapkan tanggap darurat bencana pergerakan tanah

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021