Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Nizam mengatakan Kedaireka dan matching fund bertujuan mengakselerasi reka cipta di perguruan tinggi.

“Kolaborasi antara dunia usaha dunia industri (DUDI) dan perguruan tinggi menjadi penting, karena ekonomi yang terus berinovasi. Kita tidak bisa terus mengandalkan impor, baik itu kebutuhan pangan, kesehatan, manufaktur dan beragam kebutuhan lainnya,” ujar Nizam dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Kedaireka menjadi terobosan yang digagas Kemendikbud sebagai tempat bertemunya perguruan tinggi dan DUDI untuk berkolaborasi menciptakan beragam inovasi. Pada 2020, Kedaireka telah menghasilkan kolaborasi, yang menggandeng sinergi pentahelix dari pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, industri, dan media.

Baca juga: Kemendikbud: Kedaireka wadah kolaborasi kampus dan industri

Nizam mengatakan kolaborasi itu penting, sehingga terjadi link and match, dan pentahelix antara DUDI dan perguruan tinggi. Maka dalam hal ini Kemendikbud menghadirkan Kedaireka sebagai match meeting point yang memberikan akses bagi perguruan tinggi dan DUDI, tanpa terkecuali perusahaan kecil yang juga dapat menyampaikan permasalahan dan melakukan kerja sama.

Sebagaimana diketahui jumlah perguruan tinggi di Indonesia lebih banyak daripada lembaga riset, sehingga melalui hal ini hasil riset dari perguruan tinggi diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan segala sektor. Nizam mengharapkan hasil riset yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dapat beramplifikasi dampaknya.

“Saat ini 5 dari 10 Unicorn di Asia Tenggara lahir dari Indonesia, lahir dari para milenial dan anak muda. Ini membuktikan bahwa anak muda Indonesia sangat kreatif,” kata Nizam.

Sekretaris Ditjen Dikti, Paristiyanti Nurwardani mengatakan saat ini pemerintah telah menyiapkan dana hibah untuk memfasilitasi program kerja sama antara perguruan tinggi dengan industri untuk menciptakan akselerasi ekosistem reka cipta dalam platform Kedaireka. Ia pun mengajak untuk menjadikan Kedaireka sebagai rumah bersama atau rumah kolaborasi yang bisa mempertemukan inventor dengan investor.

“Platform Kedaireka akan terbuka selama 24 jam bagi para inventor dan investor untuk dapat berdialog, menghasilkan karya yang dapat berguna bagi kemajuan negara,” kata Paris.

Selain itu, Paris juga mengajak praktisi industri untuk bergabung menjadi dosen praktisi dan dosen luar biasa di Kemendikbud khususnya di perguruan tinggi negeri maupun swasta, dan mengundang para dosen untuk melakukan diseminasi hasil kerja melalui Kedaireka.

Baca juga: Kampus Merdeka dan Kedaireka bantu revitalisasi Bumdes

“Dosen juga diharapkan ikut melakukan transformasi proses pembelajaran, mulai dari persiapan kurikulum sampai dengan menempatkan mahasiswa magang, kredit transfer baik di dalam atau pun di luar negeri,” kata Paris.

Paris menambahkan dalam Kampus Merdeka, perguruan tinggi akan membuka pintu selebar-lebarnya bagi industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA) sehingga dapat dilakukan negosiasi dalam rangka meningkatkan relevansi antara kurikulum di perguruan tinggi dan hubungan dengan dunia kerja.

“Perguruan Tinggi diharapkan menjadi think tank agar dapat terjadi relevansi antara perguruan tinggi dan industri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di industri, dunia usaha, dan dunia kerja,” harap Paris.

Sementara itu, Direktur Kelembagaan, Ditjen Dikti, Ridwan meyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan insentif berupa pendanaan dalam bentuk matching fund sejumlah Rp250 miliar bagi perguruan tinggi dan DUDI yang berhasil bekerjasama melalui platform Kedaireka. Kedaireka dan matching fund dapat menjembatani reka cipta yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dengan kebutuhan teknologi yang diperlukan oleh IDUKA.

“Dana matching fund akan mengurangi risiko kerugian di tahap research and development serta dapat mendukung menghasilkan produk dengan tingkat kesiapan teknologi yang lebih baik berkat dukungan dana yang cukup untuk melakukan riset, melibatkan lebih banyak insan dikti berkolaborasi, serta mendorong terjadinya dialog dan menyusun proposal bersama yang selanjutnya disubmit ke kementerian untuk mendapatkan pendanaan,” tutur Ridwan. ***3***

Baca juga: Kemendikbud : Kedaireka upaya tingkatkan kreativitas perguruan tinggi
Baca juga: Ditjen Dikti dorong lahirnya perusahaan rintisan melalui Kedaireka


Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021