Unja membentuk desa laboratorium terpadu yang dapat menjadi lokasi penelitian
Jambi (ANTARA) - Universitas Jambi (Unja) membentuk desa laboratorium terpadu (DLT) di setiap kabupaten dalam Provinsi Jambi yang dapat memberdayakan kaum perempuan di daerah itu.

"Tahun 2021 Unja membentuk desa laboratorium terpadu yang dapat menjadi lokasi penelitian bagi dosen dan mahasiswa, desa laboratorium terpadu tersebut juga dapat menjadi tempat pemberdayaan bagi perempuan yang ada di desa, seperti ibu yang sudah tidak lagi bersuami yang harus tetap bertahan hidup," kata Wakil Rektor IV Unja Prof Rayandra Asyhar di Jambi, Rabu.

Hingga saat ini ada sekitar 52 desa laboratorium terpadu Unja yang tersebar di kabupaten dalam Provinsi Jambi. Diantaranya di Kabupaten Kerinci, Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjab Barat dan Kabupaten Tanjab Timur. Masing masing DLT di setiap kabupaten tersebut bergerak sesuai dengan potensi desa dan kearifan lokal desa tersebut.

Dicontohkan Rayendra di Desa Pudak, Kabupaten Muaro Jambi yang terdapat budidaya cacing sutra. Dimana saat ini permintaan cacing sutra tersebut sangat tinggi. Dengan memberdayakan masyarakat desa setempat dan ditambah dengan teknologi budidaya cacing sutra dari Unja, maka desa tersebut dapat menjadi sentra budidaya cacing sutra. Dimana budidaya cacing sutra tersebut dapat dilakukan di pekarangan rumah yang tidak membutuhkan tempat yang luas. Sehingga dapat dilakukan oleh para wanita tersebut.

Selanjutnya di Desa Kumpe Kabupaten Muro Jambi merupakan desa produksi duku, maka desa tersebut menjadi DLT yang berkaitan dengan duku. Sehingga penelitian yang dilakukan dosen atau mahasiswa yang berkaitan dengan duku dapat dilakukan di desa tersebut. Dan Kabupaten Batanghari terdapat desa yang membudidayakan lebah madu.

Baca juga: Jambi harapkan inovasi terapan dari seminar nasional pertanian

Baca juga: Univeritas Jambi teliti pengembangan pasta gigi dari cangkang sawit


Kemudian di Kabupaten Tanjab Barat yang terdapat hutan mangrove. Dengan adanya hutan mangrove tersebut maka desa desa di kabupaten itu dapat menjadi desa wisata dengan dukungan yang diberikan oleh Unja melalui penelitian yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. 

Pembentukan desa laboratorium terpadu Unja tersebut juga lebih bertujuan untuk memfasilitasi dosen dan mahasiswa melaksanakan penelitian dan program pengabdian kepada masyarakat.

Dengan berbagai macam potensi yang ada di desa laboratorium terpadu tersebut, maka dosen dan mahasiswa dapat memilih mana desa yang sesuai dengan judul penelitian yang akan di laksanakan. Sehingga hasil dari penelitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa tersebut akan lebih terasa manfaatnya bagi masyarakat dan berkelanjutan, ujarnya.

"DLT tersebut juga mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang di galakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Rayandra Asyhar.

Dijelaskan Rayendra, saat ini mahasiswa dituntut melaksanakan perkuliahan di luar kampus selama dua semester. Dengan adanya DLT tersebut maka mahasiswa Unja khususnya dapat memanfaatkan DLT tersebut sebagai tempat untuk melaksanakan pembelajaran di luar kampus.

Selain itu, DLT tersebut juga merangsang Pemerintah Daerah untuk merealisasikan program pembangunan yang tidak hanya berorientasi pada projek pembangunan, namun lebih berorientasi pada hasil dari pembangunan yang dilakukan. Dimana pada umum nya pemerintah daerah hanya mengutamakan program selesai dilaksanakan, namun tidak melihat apa dan bagaimana hasil dari program yang dilaksanakan.

Baca juga: FKIK Unja kembangkan sabun kesehatan sebagai proyek kewirausahaan

Baca juga: Universitas Jambi siap bekerja sama lakukan uji swab mandiri

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021