Kami tidak bisa memberikan suatu hasil atau kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan pihaknya tidak bisa memberikan kesimpulan secara ilmiah penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 apabila kotak hitam Cockpit Voice Recorder (CVR) tidak ditemukan.

“Ini kondisi yang menyedihkan bagi kami. Kami tidak bisa memberikan suatu hasil atau kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” kata Soerjanto dalam konferensi pers laporan awal (preliminary report) investigasi SJ 182 di Jakarta, Rabu.

Namun, Soerjanto bersikeras akan melanjutkan pencarian CVR hingga benda yang menjadi kunci dalam proses investigasi itu ditemukan.

“Kita belum berpikir kalau CVR tidak ditemukan. CVR harus ditemukan dan belum berpikir kalau tidak ketemu. Sepanjang masih sanggup dibantu Kemenhub dari Basarnas, saling gotong-royong akan terus mencari hingga ketemu,” katanya.

Baca juga: KNKT ungkap temuan awal perawatan pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Dia menambahkan pihaknya masih mencari CVR dengan cara menual semenjak operasi SAR dihentikan pada 21 Januari 2021, namun kendala saat ini adalah cuaca buruk yang telah menyulitkan pencarian.

“Kita menyiapkan alat untuk menyingkirkan lumpur yang menutupi CVR dan puing-puing pesawat yang masih ada. Cuaca ini sangat krusial, mudah-mudahan setelah seminggu cuaca akan membaik dan kami menemukan CVR,” katanya.

Dalam kesempatan sama, Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan saat ini pihaknya melakukan upaya-upaya pencarian, di antaranya dengan membuat garis di bawah laut dan mengkotak-kotakannya sebesar 5x5 meter agar lebih mudah dalam pencarian.

“Sudah membuat garis di bawah laut tentang lokasi-lokasi ini dibuat kotak-kotak 5x5 meter, jadi penyelam akan mencari kotak 1, kemudian ke kotak 2, sampai selesai” katanya.

Baca juga: KNKT: pesawat SJ 182 tidak lintasi awan yang sebabkan turbulensi

Nurcahyo menduga lokasi CVR tidak jauh dari ditemukannya Flight Data Recorder (FDR) dan cashing atau electronic module CVR yang diprediksi.

“Lokasi yang kita prediksi dimensi 25x25 meter, dugaan berada di bawah lumpur” ujarnya.

Nurcahyo berharap CVR dapat segera ditemukan karena perannya sangat signifikan terhadap proses investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

“Mudah-mudahan tidak lama menemukan CVR ini. Kalau ditemukan pengaruhnya signifikan karena kami tidak memiliki data apa diskusi pilot bagaimana komunikasi keduanya apa yang terjadi di kokpit. Kita enggak begitu tahu karena enggak ada CVR,” ujarnya.

Baca juga: Terkendala cuaca, kotak hitam CVR SJ 182 diduga terendam lumpur

Baca juga: KNKT temukan anomali sistem autothrottle pesawat Sriwijaya Air SJ 182


Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2021