Untuk tahun 2021 ini, Ditjen Hubungan Laut menambah empat trayek baru sehingga keseluruhan menjadi 30 trayek
Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan terus melakukan optimalisasi dan akselerasi program tol laut dengan menambah trayek baru sebagai upaya menurunkan disparitas harga barang antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt. Antoni Arif Priyadi mengungkapkan selama ini wilayah Indonesia timur mengalami disparitas harga yang cukup tinggi. Hal itu disebabkan oleh tingginya biaya distribusi logistik dari daerah produsen ke daerah tersebut.

"Inilah yang mendasari lahirnya program tol laut dengan tujuan memangkas biaya logistik sehingga harga yang diterima oleh masyarakat sebagai pengguna akhir menjadi tidak terlalu mahal dan ada konektivitas antardaerah," kata Antoni dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kemenhub optimalisasi tol laut dengan multimoda jangkau Papua

Dia mengatakan rute tol laut awalnya hanya dua trayek pada 2015. Seiring berjalannya waktu, trayek terus bertambah karena manfaat tol laut yang sudah dirasakan masyarakat secara nyata.

Pada 2016 menjadi enam trayek dan 2017, ada 13 trayek baru tol laut. Kemudian, pada 2018 bertambah lagi menjadi 18 trayek.

Pada 2019 bertambah menjadi 20 trayek dan 2020 naik menjadi 26 trayek. Penambahan jumlah trayek tersebut selalu diiringi dengan penambahan jumlah pelabuhan dan kapal.

"Untuk tahun 2021 ini, Ditjen Hubungan Laut menambah empat trayek baru sehingga keseluruhan menjadi 30 trayek. Melibatkan 106 pelabuhan, yang terdiri atas 9 pelabuhan pangkal dan 97 pelabuhan singgah," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, daerah yang dilewati tol laut saat ini masyarakatnya sudah menikmati penurunan harga barang antara 20-30 persen.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa program tol laut telah berhasil mengurangi disparitas harga yang selama ini menjerat masyarakat terutama di wilayah Indonesia timur serta daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).

Dia melanjutkan, untuk membantu Indonesia bagian timur terbebas dari disparitas harga, maka diperlukan pelayaran yang berkesinambungan, tetap dan teratur melalui penyelenggaraan angkutan barang di laut ke seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini terjawab dengan dilakukannya penambahan rute baru tol laut dengan kode T-19 di Papua yang dilayani oleh penugasan kapal milik PT Pelni yaitu Kapal Logistik Nusantara 2.

Adapun yang melatarbelakangi penetapan rute tersebut berdasarkan Inpres No. 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Dia juga berharap kehadiran trayek baru ini dapat menjadi sarana untuk memasarkan produksi lokal berupa hasil pertanian atau perkebunan serta hasil perikanan untuk diangkut melalui kapal ini ke tujuan pasar yang lebih menguntungkan.

Dijelaskan dengan adanya rute tol laut tersebut membuka pelabuhan-pelabuhan baru, di antaranya Kokas di Kabupaten Fak Fak, Korido di Kabupaten Supriori dan Depapre di Kabupaten Jayapura dalam rangka Ships Promote the Trade.

"Dengan adanya rute tol laut di wilayah Papua tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan layanan pelabuhan sehingga dapat memperlancar arus barang, menurunkan biaya logistik dan meningkatkan pemerataan di daerah 3TP," jelasnya.

Kabupaten Merauke melalui Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merauke mengawali 2021 dengan dibukanya tol laut trayek T-19 yang melakukan pengiriman bahan pokok penting dari utara Papua ke selatan Papua.

Baca juga: Pelni catat muatan tol laut Natal dan Tahun Baru naik 13 persen
Baca juga: Menhub cek pengiriman sapi dengan kapal tol laut di Kupang

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021