Kebiasaan hidup ini misalnya dimulai dari pemilahan sampah, yang perlu di-support sejak dari rumah
Jakarta (ANTARA) - Direktur Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jo Kumala Dewi mengatakan bahwa generasi muda merupakan garda terdepan dalam pelestarian lingkungan di Indonesia.

"Masyarakat terutama generasi muda kini menjadi garda terdepan untuk isu lingkungan. Hal ini perlu dibarengi dengan perubahan perilaku dan pola pikir yang nantinya akan memengaruhi kebiasaan dan gaya hidup," kata Jo dalam jumpa media secara daring, Jumat.

Lebih lanjut, ia memaparkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa saat ini Indonesia didominasi generasi Z dan milenial. Generasi Z mendominasi hingga 27,94 persen dan milenial sebanyak 25,87 persen.

Baca juga: Aturan investasi berkelanjutan UE butuhkan data perusahaan lebih baik

Artinya, generasi muda memiliki peran krusial dalam membentuk kebiasaan baru dan memberi dampak pada keberlangsungan bumi di masa depan.

Di sisi lain, kesadaran akan memulai gaya hidup berkelanjutan yang lebih peduli terhadap lingkungan mulai ditunjukkan kalangan ini.

Hal ini bisa dilihat dari bagaimana generasi ini mulai melakukan berbagai langkah kecil untuk bumi yang lebih baik, mulai dari hal-hal sederhana seperti pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, penggunaan sedotan kertas, dan pemilahan sampah.

"Kebiasaan hidup ini misalnya dimulai dari pemilahan sampah, yang perlu di-support sejak dari rumah. Kalau sudah dilakukan, pasti akan bisa mudah diolah nantinya," ujar Jo.

Baca juga: Desainer lokal bisa kreasikan wastra jadi fesyen berkelanjutan di ISEF

Namun, selain peran aktif masyarakat khususnya generasi muda, Jo mengatakan bahwa pelestarian lingkungan membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, tak terkecuali perusahaan atau produsen barang, hingga pemerintah sebagai regulator.

"Pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional kali ini, KLHK memiliki tujuan untuk membangun partisipasi publik, serta memperkuat peran aktif pelaku usaha dalam implementasi bisnis hijau, dan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi," kata Jo.

"Inisiatif untuk melibatkan partisipasi generasi muda menjadi salah satu solusi yang selaras dengan upaya pemerintah--yang bukan hanya mengurangi tumpukan sampah hingga 30 persen pada 2025, tapi juga mewujudkan perilaku ramah lingkungan, dengan mengurangi sampah dari sumbernya," imbuhnya.

Lebih lanjut, ia berharap edukasi dan inisiatif untuk mengurangi sampah di Indonesia bisa terus berjalan. Jo optimistis jika seluruh pihak dapat bersinergi, maka bukan hal yang tidak mungkin target tersebut bisa tercapai dalam waktu dekat.

"Edukasi penting untuk mengubah perilaku kita. Memang sulit, tidak bisa hanya sekadar membuang sampah sesuai tempatnya, tapi juga perlu dikurangi dan dipilah, karena kontribusinya besar sekali. Bagaimana kita mulai dari resource, semuanya tergantung dari mindset dan edukasi," pungkasnya.

Baca juga: Kevin Julio sebut anak muda mulai peduli isu lingkungan

Baca juga: Penjualan mobil ramah lingkungan di Eropa lebih dari 1 juta unit

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2021