Sebagai bentuk tanggub jawab, kami segera melakukan penyelidikan internal atas insiden tersebut dan melaporkannya kepada pihak berwenang
Beijing (ANTARA) - Otoritas kesehatan di Hong Kong menemukan 16 hasil tes usap COVID-19 tidak akurat sehingga memaksa pihak perusahaan bioteknologi asal China meminta maaf.

Diduga ketidakakuratan hasil tes tersebut akibat faktor kesalahan manusia, residu alat uji, atau terkontaminasi lingkungan, demikian kepolisian Hong Kong dikutip media China, Minggu.

Perusahaan bioteknologi asal China BGI Genomics Co awalnya menyatakan 16 sampel warga di Hong Kong hasilnya positif COVID-19.

Namun setelah dilakukan tes ulang oleh Departemen Kesehatan Hong Kong hasilnya menunjukkan negatif.

Baca juga: Hong Kong cabut 'lockdown' di Kowloon setelah menguji 7.000 orang
Baca juga: Hong Kong kunci ribuan orang untuk pengujian wajib COVID-19


Seorang karyawan laboratorium tersebut diduga menggoyang-goyangkan wadah sampel air liur tenggorokan di laboratorium yang diambil dari warga Hong Kong dalam tiga kali kesempatan pada 9-11 Februari 2021.

Akibatnya, kejadian tersebut berdampak pada hasil tes, demikian laporan media Hong Kong.

Menanggapi insiden tersebut, pihak BGI Genomics Co meminta maaf kepada semua warga yang terdampak.

"Sebagai bentuk tanggub jawab, kami segera melakukan penyelidikan internal atas insiden tersebut dan melaporkannya kepada pihak berwenang," demikian pernyataan BGI dikutip Global Times.

Pihak BGI juga menyerahkan laporan tersebut kepada Departemen Kesehatan Hong Kong tepat waktu dan berjanji akan melakukan tes ulang semua sampel positif untuk menghindari terulangnya kejadian serupa. 

Baca juga: Kepala Eksekutif Hong Kong divaksin Sinovac
Baca juga: Pasien COVID di Hong Kong dipenjara empat bulan karena kabur dari RS

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021