teknologi ini dapat lebih cepat menghasilkan kualitas pangan terbaik
Jakarta (ANTARA) - Tim yang terdiri dari sejumlah mahasiswa IPB University menciptakan alat pendeteksi kualitas minyak goreng portable atau Spoils dan berhasil menjadi pemenang kategori teknologi dalam Tanoto Student Research Award (TSRA) 2021.
 

“Salah satu parameter menguji kualitas minyak goreng adalah kadar asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang terlalu tinggi berbahaya bagi kesehatan karena bersifat karsinogen pada tubuh dan dapat merusak jaringan tubuh lainnya,” ujar salah seorang anggota tim Rulyta Aulia Ramadanti dalam taklimat media di Jakarta, Rabu.
 

Dalam menciptakan Spoils tersebut, Aulia tak sendiri melainkan bersama mahasiswa IPB lainnya yakni Abdul Azim dan Rahma Soliha. Dia menambahkan kasus yang terjadi di masyarakat adalah seringnya terjadi penjualan minyak goreng daur ulang dan minyak goreng palsu dalam kemasan.
 

Pengujian minyak goreng biasa dilakukan dengan metode titrasi yang membutuhkan waktu yang lama.Hal itu disadarinya saat melakukan sidang pengujian kualitas pangan di laboratorium.
 

“Kami menyadari hal itu memakan waktu yang lama. Dengan teknologi uji kualitas pangan yang kami kembangkan, kami berharap ke depannya teknologi ini dapat lebih cepat dan mampu menghasilkan kualitas pangan terbaik,” terang dia.

Baca juga: Mahasiswa IPB University raih dana hibah penelitian dari APRI

Baca juga: Mahasiswa Indonesia ikut teliti vaksin COVID-19 di Oxford Inggris

 

Dengan alat uji portable tersebut, dapat menguji kualitas minyak goreng berdasarkan kadar asam lemak bebas dengan metode spektroskopi fluoresensi.
 

Alat tersebut memiliki ukuran panjang 20 cm, lebar 13 cm dan tinggi 16,4 cm. Alat itu dirancang agar dapat membaca kadar asam lemak kurang dari lima detik.
 

Baterai alat tersebut dapat bertahan dalam keadaan standby selama 19,23 jam dan jika digunakan secara full dapat bertahan 4,65 jam. Sementara berat hanya 1,3 kg dan nyaman digunakan.
 

Sementara itu, pemenang dari kategori Sains yang merupakan tim dari Universitas Brawijaya, Achmad Roekhan dengan penelitiannya yang mengembangkan Kemampuan Multifungsi Konsorsium Bakteri Kitinolitik dalam Budidaya Tanaman Kedelai. Dengan Bakteri Kitinolitik diharapkan dapat memacu pertumbuhan pada tanaman kedelai dan menjaga kelestarian lingkungan.
 

Head of Scholarship and Leadership Development Tanoto Foundation, Aryanti Savitri, mengatakan inovasi berperan penting dalam kemajuan bangsa. Melalui inovasi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, kualitas sumber daya manusia akan meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Inovasi juga dapat menciptakan efisiensi dalam perekonomian, sehingga produk-produk yang dihasilkan semakin kompetitif.
 

“Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pendidikan, mendorong generasi muda untuk bisa berinovasi dan mengembangkan aplikasi pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi untuk menjadi produk yang bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Melalui Tanoto Student Research Award ini, kami juga ingin meningkatkan jumlah peneliti di Indonesia, terutama para peneliti muda yang tumbuh dari perguruan tinggi,” kata Aryanti Savitri.
 

Tanoto Student Research Award (TSRA) merupakan inisiatif Tanoto Foundation dalam mendukung generasi muda untuk berinovasi melalui penelitian terapan di kampusnya masing-masing serta diharapkan dapat membangun potensi hilirisasi penelitian.

 TSRA telah berjalan sejak 2007 yang bermitra dengan IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanudin. Pada 2021, sebanyak 24 tim finalis TSRA dikompetisikan pada tingkat nasional dalam dua kategori yaitu teknologi dan sains. 

Baca juga: Mahasiswa Indonesia turut dalam penelitian CERN

Baca juga: Mahasiswa kembangkan air hujan untuk konsumsi


Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021