Jakarta (ANTARA) - Induk perusahaan holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero), akan menjadi importir vaksin moderna dari Amerika Serikat, sedangkan anak perusahaannya, PT Kimia Farma Tbk, akan menjadi importir vaksin Sinopharm asal China, yang akan digunakan dalam Program Vaksinasi Gotong Royong atau vaksin mandiri.

Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari PT Bio Farma Bambang Heryanto dalam konferensi pers daring yang dipantau di Jakarta, Jumat, mengatakan Bio Farma sebagai induk perusahaan BUMN holding farmasi sedang melakukan penjajakan untuk pengadaan kedua jenis vaksin tersebut.

"Bio Farma sudah jajaki dan melakukan pembicaraan supply vaksin dengan prinsip harus berbeda dengan vaksin program pemerintah. Contohnya kami mulai melakukan kerja sama pembicaraan dengan Sinopharm, perusahaan vaksin dari Beijing China dengan platform teknologi inactivated sama dengan Sinovac," kata Bambang.

Baca juga: Wapres: Regulasi vaksin mandiri diharapkan selesai awal Maret

"Pengadaan rencananya akan dilakukan oleh anak perusahaan holding farmasi, yaitu PT Kimia Farma Tbk. Jenis kedua, kita sedang jajaki kerja sama dengan Moderna, produsen vaksin dari Amerika Serikat dengan platform MRNA," lanjut Bambang.

Merujuk ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19, vaksin yang digunakan dalam Program Vaksinasi Gotong Royong harus berbeda dengan yang digunakan pada vaksinasi program nasional yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini, vaksinasi program pemerintah menggunakan jenis vaksin dari Sinovac, AstraZeneca, Novavac, dan Pfizer.

Baca juga: KPC-PEN tangkis berbagai hoaks vaksin mandiri perusahaan swasta

Berdasarkan Permenkes Nomor 10 Tahun 2020, pengadaan vaksin untuk Program Vaksinasi Gotong Royong dilakukan oleh Kementerian BUMN dan produsen vaksin PT Bio Farma. Pengadaan vaksin ini melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menghindari terjadinya penyelewengan dalam proses pengadaan.

Bambang mengatakan saat ini Bio Farma telah melakukan proses produksi dan pendistribusian vaksin Sinovac untuk program vaksinasi lansia dan petugas pelayanan publik sebanyak 7,2 juta dosis yang dikirim ke 34 provinsi Indonesia.

Baca juga: 6.689 perusahaan mendaftar untuk beri vaksin gratis ke karyawan

Baca juga: Perlu cermat atur regulasi vaksinasi mandiri


"Berdasarkan evaluasi hingga saat ini semua masih terkendali dan berjalan baik sesuai rencana termasuk pendistribusian ke daerah luar dan terpencil. Seluruh proses tersebut kami pastikan sesuai kaidah pendistribusian obat yang baik," kata Bambang.

Dengan ditunjuknya Bio Farma sebagai perusahaan yang mengadakan dan mendistribusikan vaksin untuk Program Vaksinasi Gotong Royong, Bambang memastikan program tersebut tidak akan mengganggu proses produksi dan distribusi vaksin program pemerintah.

"Kami akan berkoordinasi erat dengan berbagai pihak dan Kementerian Kesehatan untuk menyiapkan agar seluruh program vaksinasi, baik program pemerintah dan program Vaksinasi Gotong Royong bisa berjalan lancar dan baik," kata Bambang.

(Berita ini telah diperbaiki pada bagian judul dan teras)

Baca juga: Menkes: Vaksin mandiri untuk percepat program vaksinasi

Baca juga: Respons usul vaksin mandiri, Anggota DPR minta vaksinasi COVID-19 adil


 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021