Hanoi/Moskow (ANTARA) - Vietnam berencana memperoleh 150 juta dosis untuk program vaksinasi COVID-19, setelah kementerian kesehatan setempat mengatakan panel medis telah merekomendasikan negara itu untuk menyetujui penggunaan vaksin Sputnik V Rusia dan vaksin Moderna Amerika Serikat.

Sebanyak 150 juta dosis mencakup vaksin yang akan dibeli langsung dan dosis yang diperoleh melalui skema berbagi vaksin global COVAX, menurut keputusan yang diunggah di situs resmi pemerintah.

Pada Rabu (24/2), Vietnam menerima gelombang pertama 117.000 dosis vaksin AstraZeneca menjelang peluncuran program inokulasi yang direncanakan mulai bulan depan.

Kantor berita Rusia Interfax melaporkan pada Jumat bahwa vaksin Sputnik V telah disetujui, meskipun kementerian kesehatan Vietnam mengatakan bahwa panel medis telah merekomendasikannya dan vaksin Moderna Inc AS untuk digunakan.

Persetujuan dari kementerian kesehatan diperlukan untuk pembelian dan penggunaan vaksin di dalam negeri. Vietnam menyetujui vaksin AstraZeneca akhir bulan lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Le Thi Thu Hang mengatakan bahwa kementerian kesehatan dan bisnis sedang dalam pembicaraan untuk membeli lebih banyak vaksin, termasuk Sputnik V dan vaksin Pfizer-BioNTech.

"Vietnam ingin memiliki akses ke sumber vaksin COVID-19 berkualitas dengan harga yang wajar dan cocok untuk kondisi penyimpanan Vietnam," kata Hang dalam konferensi pers, Kamis (25/2).

Keputusan pemerintah mengatakan para pekerja garis depan, pasukan keamanan, diplomat, guru, dan warga berusia 65 tahun atau lebih akan menjadi yang pertama divaksin, secara gratis.

Vietnam dipuji secara global atas pencapaiannya dalam menahan virus untuk jangka waktu yang lama tahun lalu, melalui pengujian dan pelacakan massal serta karantina ketat, meskipun telah menghadapi gelombang infeksi baru-baru ini.

Negara Asia Tenggara itu telah mencatat 827 kasus baru COVID-19 sejak wabah terbaru dimulai bulan lalu, atau sekitar sepertiga dari keseluruhan 2.421 infeksi. Vietnam telah melaporkan hanya 35 kematian karena virus.


Sumber: Reuters

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021