New York (ANTARA) - Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, dibuka lebih tinggi pada hari Senin pagi waktu setempat (Selasa, WIB) karena lonjakan imbal hasil obligasi mendingin dan tak lama setelah bel pembukaan, Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 527,17 poin atau 1,7 persen menjadi 31.459,54.

Indeks S&P 500 meningkat 61,53 poin atau 1,61 persen menjadi 3.872,68 dan Indeks Komposit Nasdaq bertambah 209,10 poin, atau 1,59 persen, menjadi 13.401,45.

Semua dari 11 sektor utama Indeks S&P 500 naik pada perdagangan pagi, dengan sektor energi naik 2,8 persen menjadi pemimpin kenaikan.

Reaksi pasar tersebut datang karena imbal hasil obligasi turun setelah lonjakan minggu lalu. Hasil benchmark obligasi AS 10-tahun turun menjadi sekitar 1,43 persen pada Senin pagi. Obligasi tersebut melonjak lebih dari 16 basis poin menjadi 1,614 persen Kamis lalu, menjadi level tertinggi sejak Februari 2020.

Normalnya, imbal hasil rendah menghasilkan biaya pinjaman yang rendah, suku bunga hipotek yang menarik, dan dapat memberikan dorongan ke pasar saham. Sementara imbal hasil yang lebih tinggi membuat obligasi menjadi alternatif yang lebih layak dibanding saham, terutama yang telah melihat valuasinya meregang.

Untuk pekan yang berakhir Jumat (26/2), Indeks Dow kehilangan 1,8 persen, sementara Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 2,5 persen dan 4,9 persen, karena melonjaknya imbal hasil obligasi membuat investor ketakutan yang bergegas untuk membuang aset berisiko, terutama saham-saham yang melambung.

Investor juga mengamati pembaruan terkait stimulus AS. DPR yang dikuasai Demokrat menyetujui paket bantuan COVID-19 1,9 triliun dolar AS pada Sabtu pagi di tengah oposisi Republik dengan suara bulat mengirimkan RUU itu ke Senat.

Baca juga: Wall Street bervariasi, Nasdaq ditutup 72,91 poin lebih tinggi

Baca juga: Wall Street ditutup melambung, Indeks Dow Jones melonjak 424,51 poin

Baca juga: Saham Tokyo naik setelah dukungan Fed mengangkat Wall Street

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021