Emas melonjak mendekati tertinggi sesi karena imbal hasil (obligasi) dan penurunan dolar AS
Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), rebound dari penurunan lima hari berturut-turut yang diyakini telah mengalami oversold, serta mundurnya dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS mengangkat permintaan terhadap logam safe-haven.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 10,6 dolar AS atau 0,62 persen menjadi ditutup pada 1.733,60 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (1/3), emas berjangka terpangkas 5,8 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.723,00 dolar AS.

Emas berjangka anjlok 46,60 dolar AS atau 2,62 persen menjadi 1.728,80 dolar AS pada Jumat (26/2), setelah merosot 22,5 dolar AS atau 1,25 persen menjadi 1.775,4 dolar AS pada Kamis (25/2), dan merosot dua hari sebelumnya masing-amsing 8,0 dolar AS dan 2,5 dolar AS.

"Emas melonjak mendekati tertinggi sesi karena imbal hasil (obligasi) dan penurunan dolar AS," kata Tai Wong, seorang pedagang di bank investasi BMO di New York.

"Reli emas 30 dolar AS dari posisi terendah di Asia menunjukkan bahwa investor dan spekulan jangka pendek sedang melakukan bargain-hunting dan memicu short-covering juga. Penutupan di atas 1.725 dolar AS per ounce akan dianggap oleh banyak orang sebagai hari pembalikan penting."

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, tergelincir 0,3 persen setelah mencapai level tertinggi hampir empat minggu, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Lebih lanjut mendukung emas, imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS turun dari level tertinggi satu tahun minggu lalu, sementara saham-saham AS merosot setelah kenaikan kuat pada Senin (1/3).

"Dilema utama saat ini untuk kenaikan emas adalah kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka pendek," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

"Meskipun Federal Reserve AS bersikap sangat akomodatif dengan stimulus, dengan suku bunga rendah untuk jangka waktu yang lama, dalam jangka pendek, kita harus menghadapi kenaikan suku bunga jangka pendek ini."

Sementara emas dianggap sebagai perisai terhadap inflasi, imbal hasil yang lebih tinggi mengancam status tersebut karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Pelaku pasar juga terus mencermati rancangan undang-undang stimulus 1,9 triliun dolar AS, yang akan diperdebatkan di Senat AS minggu ini.

Analis pasar memperkirakan kenaikan besar berikutnya dalam harga emas akan datang ketika dampak dari langkah-langkah stimulus pemerintah AS mulai terlihat dalam ukuran harga konsumen.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 20,1 sen atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 26,879 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 23,1 dolar AS atau 1,94 persen menjadi menetap di 1.214,4 dolar AS per ounce.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021