Tapi sudahlah, semua telah berlalu dan kami tidak bisa berbuat banyak di tahun-tahun sebelumnya karena bukan kami yang menjalankan pemerintahan
Makassar (ANTARA) - Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan anggaran daerahnya dipangkas sebesar Rp40 miliar akibat tidak dicairkannya dana hibah dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk pengusaha hotel dan restoran di Makassar.

"Kami sangat sayangkan karena tidak dicairkan di tahun kemarin. Akibatnya, anggaran kita dipotong Rp40 miliar," ujar Ramdhan Pomanto di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan anggaran daerah yang dipotong sebesar Rp40 miliar itu dinilainya sangat besar di tengah banyaknya program prioritas yang akan dilaksanakannya khususnya penanganan COVID-19.

Ramdhan Pomanto menerangkan jika suntikan dana hibah Kemenparekraf yang dikhususkan untuk pengusaha hotel dan restoran di Makassar itu seharusnya bisa dikebut di 2020 karena database tempat usahanya cukup lengkap.

Apalagi, kata dia, dana hibah itu bagian dari upaya pemerintah pusat dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dalam bentuk subsidi kepada pelaku usaha agar para karyawannya tidak banyak yang dirumahkan.

"Apapun kebijakan pemerintah pusat itu adalah untuk kebaikan semua pihak. Tapi sudahlah, semua telah berlalu dan kami tidak bisa berbuat banyak di tahun-tahun sebelumnya karena bukan kami yang menjalankan pemerintahan," katanya.

Ia mengungkapkan bahwa dana hibah yang digelontorkan Kemenparekraf untuk pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak COVID-19 senilai Rp24,4 miliar yang diperuntukkan bagi pelaku usaha pariwisata hotel dan restoran di Kota Makassar, mengendap di kas daerah karena hendak dialihkan ke proyek infrastruktur di masa jabatan pejabat wali kota sebelumnya.

"Kalau masalahnya tidak ada. Bahkan dana itu sudah ada di kas daerah. Tentu tidak bisa dicairkan kalau tidak sesuai juknis (petunjuk teknis), maunya (Pj wali kota) dulu itu dialihkan ke infrastruktur, tapi kan harus ikut juknis jadi tidak bisa cair," ucapnya.

Ketua Komisi B DPRD Makassar William Laurin juga mengaku sangat menyayangkan lambannya proses administrasi dari dinas terkait sehingga anggaran tidak kunjung cair hingga berakhirnya tahun 2020.

"Yang pasti kami sangat sayangkan itu dan Makassar adalah satu-satunya kota di Indonesia yang tidak cair dana hibahnya. Ini adalah preseden buruk, tetapi kami di DPRD akan terus men-support agar dana hibah bisa kembali dicairkan di tahun 2021," katanya.

Baca juga: Pemerintah lanjutkan stimulus pulihkan pariwisata
Baca juga: Hotel dan restoran Yogyakarta kembalikan sisa dana hibah pariwisata
Baca juga: Kemenparekraf evaluasi dana hibah pariwisata 2020


Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021