Jakarta (ANTARA) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memetakan sektor-sektor yang berpotensi untuk tumbuh positif pada tahun-tahun mendatang dengan memperhatikan tingkat risiko serta berdampak tinggi yang diproyeksikan bisa produktif dan relatif aman dalam investasi.

"Kami berkolaborasi dengan Bank Indonesia memetakan sektor mana saja yang bisa tumbuh dengan baik ke depan, kita bagi dengan risiko rendah dan medium, serta dampak yang tinggi dan medium dan akhirnya menghasilkan dua prioritas," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro BKPM Indra Darmawan dalam webinar tentang yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan BKPM membagi sejumlah sektor dengan kategori risiko renda berdampak medium, risiko rendah berdampak tinggi, risiko medium berdampak medium, dan risiko medium berdampak tinggi. Dampak ekonomi yang dinilai adalah deviasi, pertumbuha, multiplier output, dampak tenaga kerja, dan nilai tambah.

Dari keempat kategori tersebut kemudian menghasilkan dua kategori prioritas, yaitu prioritas I terdapat enam sektor dan prioritas II terdapat 15 sektor yang diperkirakan akan memiliki pertumbuhan yang produktif.

BKPM menilai, penggabungan kedua prioritas sektor investasi tersebut bisa berkontribusi hingga lebih dari 35 persen terhadap PDB. "Yang kalau kita kombinasi dua sektor prioritas ini akan berkontribusi ke 35 persen PDB," kata Indra.

Pada prioritas investasi pertama beberapa sektor yang diproyeksi bisa tumbuh produktif dengan aman antara lain industri makanan dan minuman, industri kimia; farmasi; dan obat tradisional, kehutanan dan penebangan kayu, tanaman hortikultura, tananman perkebunan, dan pertambangan bijih logam.

Sedangkan pada prioritas kedua, sektor yang berpotensi tumbuh yaitu industri kayu,industri furnitur, peternakan, industri logam dasar, tanaman pangan, jasa pertanian dan perburuan, pengadaan air, pengolahan tembakau, industri TPT, informasi dan komunikasi, real estat, industri barang dari logam, industri barang galian bukan logam, industri kulit, serta industri mesin dan perlengkapan.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021